Washington (ANTARA News) - Amerika Serikat (AS), Selasa, mengimbau China untuk memenuhi komitmennya mengembangkan kebebasan pers sebelum dan selama Olimpiade, setelah polisi China memukul dua wartawan Jepang hanya beberapa hari menjelang Olimpiade dimulai. Pemerintah China telah berjanji bahwa reporter akan bisa beroperasi dengan bebas di China selama periode tersebut dan termasuk Olimpiade," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Gonzalo Gallegos, mencatat bahwa China juga sudah "mengeluarkan aturan mengenai akibat-akibatnya." "Penahanan dan pemukulan dua wartawan Jepang yang berusaha melaporkan serangan pada 4 Agustus di Kashgar menimbulkan pertentangan dengan semangat dari komitmen China," katanya. "Kami mengimbau China untuk menggunakan kesempatan ini untuk menempatkan wajah terbaiknya ke depan dan memenuhi komitmennya saat mnegajukan penawaran Olimpiade untuk meningkatkan akses informasi bagi pers, termasuk mengambil langkah positif untuk menangani keprihatinan internasional dan domestik mengenai catatan HAM dan kebebasan beragama," kata juru bicara tersebut. Polisi paramiliter menahan dan memukul dua wartawan Jepang yang tiba di Kashgar di kawasan mayoritas Muslim Xinjiang, setelah adanya dugaan serangan dari separatis Uighur di sana pada Senin yang menyebabkan 16 polisi tewas. Ketegangan mencekam kota tersebut, Selasa, saat China meningkatkan keamanan dan berusaha memberlakukan pengekangan informasi. Di hotel di seberang lokasi penyerbuat Senin, tamu-tamunya mengatakan bahwa internet harus dimatikan di seluruh kota tersebut, atas perintah polisi. Polisi memasuki kamar hotel fotografer AFP dan memaksa dia untuk menghapus foto-foto yang diambilnya dalam kejadian tersebut. Polisi tidak berseragam mengikuti wartawan saat mereka berkeliaran di kawasan sekitar kota di baratlaut China itu. Tindakan keras tersebut terjadi hanya beberapa hari sebelum upacara pembukaan Olimpiade 8 Agustus, yang menarik ribuan wartawan asing dan tampak menjadi ujian atas kerelaan China untuk mengijinkan kebebasan pers yang lebih luas, demikian AFP.(*)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2008