Jakarta (ANTARA News) - Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menjalin kerja sama dengan PT Microsoft Indonesia dan PT Telkom Indonesia guna meningkatkan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) agar program KB dapat berjalan efektif dan efisien. Nota kesepakatan kerja sama (MoU) itu ditandatangani Kepala BKKBN Pusat Sugiri Syarief, Manajer Asia Pasifik PT Microsoft Laurent Signore, Deputi EGM PT Telkom Indonesia Jhonny Santoso dan dilanjutkan kerjasama perbankan antara BKKBN dengan Direktur Bisnis Kelembagaan BRI Asmawi Syam, di Jakarta, Rabu. Menurut Kepala BKKBN Sugiri Syarief, melalui kerja sama dengan PT Microsof (pemilik piranti lunak windows sistem operasi komputer) dan PT Telkom (penyedia jaringan internet), maka pengelolaan program KB berbasiskan TIK di 33 provinsi akan dapat berjalan efektif dan efisisen. Selain itu, sistem TIK BKKBN akan mampu mempercepat sistem manajemen iformasi khususnya sistem pelaporan data kependudukan dan KB mulai BKKBN tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan hingga dari 33 ribu petugas/penyuluh lapangan (PL) KB di desa/kelurahan se-Indonesia. Sementara itu, kerjasama antara BKKBN dan Bank BRI, antara lain bidang jasa perbankan dalam pembayaran gaji pegawai BKKBN se-Indonesia, penyaluran anggaran APBN untuk KB, penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) kepada kelompk usaha keluarga sejahtera (UPPKS), dan peningkatan kegiatan usaha di kalangan karyawan BKKBN. Pada kesempatan itu, Kepala BKKBN meresmikan kegiatan Telaah Program KB Nasional 2008 yang diikuti jajaran BKKBN dari seluruh Indonesia yang diisi evaluasi program KB 2008 dan perencanaan program KB untuk tahun 2009. Sugiri menjelaskan, hasil Survei dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 menunjukkan bahwa rata-rata wanita Indonesia menikah pada usia 19,3 tahun pada 2007 atau menurun dibanding tahun 2002 yang menikah pada usia 17,7 tahun, sedang dalam RPJM 2004-2009 ditargetkan usia 21 tahun. Pencapaian peserta KB pada pasangan usia subur (PUS) pada 2007 mencapai 61,4 persen atau meningkat dibading tahun 2002 yang hanya 60,3 persen, sedang target RPJM 2004-2009 sebesar 66,74 persen, serta angka kelahiran kasar (TFR- total fertility rate) pada wanita Indonesia 2007 sebesar 2,6 atau masih sama dengan data 2002, sedang dalam RPJM 2004-2009 TFR sebesar 2,2. Dia meminta seluruh jajaran BKKBN dari pusat hingga daerah agar meningkatkan komitmen dan semangat juang untuk mewujudkan sasaran program KB dalam rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) 2004-2009. "Tidak ada pejabat di birokrasi pemerintah selaia BKKBN yang akan diminta pertanggungjawaban dalam program KB Nasional selain BKKBN. Artinya, ada tanggung jawab institusional yang melekat pada institusi BKKBN dan pada diri masing-masing sebagai pejabat pemerintah dalam pencapaian sasaran RPJM 2004-2009," demikian Sugiri Syarief.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2008