Singapura (ANTARA News) - Harga minyak di mana mengalami kenaikan tipis di perdagangan Asia pada kamis setelah berkurangnya kekhawatiran seputar penurunan permintaan energi terutama di Amerika Serikat, kata dealer. Pada perdagangan pagi, kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman September naik 30 sen menjadi 118,88 dolar per barel. Minyak mentah Laut Utara Brent London untuk pengiriman September naik 45 sen menjadi 117,45 dolar per barel. Harga minyak melemah pekan ini akibat munculnya kekhawatiran baru atas permintaan, di tengah tanda-tanda melemahnya pertumbuhan global. Minyak mentah turun hampir 20 persen sejak mencapai rekor tinggi di atas 147 dolar bulan lalu. Harga minyak mengalami penurunan, Rabu, menyusul kenaikan tak terduga pada cadangan minyak mentah AS, tetapi penurunan lebih besar dari pada perkiraan dalam cadangan bensin yang merupakan elemen lain yang mengejutkan pasar. Harga minyak turun kembali setelah Departemen Energi AS (DoE) mengumumkan bahwa cadangan minyak mentah AS meningkat 1,7 juta barel dalam pekan yang berakhir 1 Agustus. Padahal sebelumnya, pasar memperkirakan cadangan minyak mentah AS periode tersebut akan turun 200.000 barel. Laporan mingguan ini sering kali memiliki dampak pada harga pasar. Namun, DoE menambahkan stok bahan bakar minyak (BBM) turun 4,4 juta barel pada pekan lalu. Penurunan tersebut lebih besar dari konsensus proyeksi para analis turun 1,5 juta barrel. Para pedagang memantau perkembangan stok bensin AS di tengah musim puncak permintaan musim panas, dimana banyak orang Amerika berlibur dengan mengendarai mobil. Sementara itu, aliran minyak melalui saluran pipa Baku-Tbilisi-Ceyhan (BTC), yang menyalurkan minyak yang diekspor ke wilayah Mediterania, terputus pada Rabu, setelah sebuah ledakan mengakibatkan kebakaran di bagian di Turki Timur, pejabat lokal mengatakan kepada kantor berita Anatolia, meski berita tersebut gagal memicu harga naik. Pipa BTC itu menyalurkan minyak dari ladang minyak di Laut Kaspia ke pelabuhan Mediterania, Ceyhan, Turki, dimana kapal-kapal tanker mengangkut minyak mentah ke pasar-pasar Barat. Selain itu badai juga telah membuat pendaratan Selasa di pesisir Texas dan Pasar semula mencemaskan Edouard akan berbalik menjadi topan yang dapat mengganggu produksi minyak. Para pedagang juga memantau masalah pengembangan energi nuklir Iran, di mana Amerika Serikat menyerukan tindakan untuk "menghukum" Iran, setelah negara itu tidak merespon penawaran internasional untuk membekukan program nuklirnya. Seruan itu muncul menjelang pembicaraan antara Amerika Serikat, Inggris, China, Perancis, Jerman dan Rusia untuk membahas program nuklir Iran, yang dikatakannya bertujuan untuk memproduksi bahan bakar pembangkit listrik. Washington menyakini program tersebut hanya sebagai kedok untuk mengembangkan senjata, namun Teheran bersikukuh ambisi nuklirnya untuk tujuan damai. Iran adalah produsen minyak mentah keempat terbesar di dunia, demikian laporan AFP. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2008