Denpasar (ANTARA News) - Puluhan mahasiswa sejumlah perguruan tinggi di Bali yang tergabung Aliansi Peduli Korban Lapindo, melakukan aksi teatrikal mengecam pernikahan mewah keluarga Bakrie di tengah penderitaan korban lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jatim. Aksi teatrikal tersebut berlangsung di Jl Dewi Sartika, Denpasar, Jumat, dengan mengusung duplikat kue pernikahan setinggi 120 sentimeter yang terbuat dari triplek yang dicat. Di puncak "kue", terdapat boneka pernikahan, yang dimaksudkan menggambarkan pernikahan Adinda Bakrie, putri Indra Bakrie, dengan Seng Ho Ong dari Singapura, pada 25 Juli lalu di Hotel Mulia Jakarta. Sedangkan di bagian dasar "kue" terpampang gambar orang-orang tertindas, menggambarkan rakyat kecil dan anak-anak korban luapan lumpur panas Lapindo Brantas di Porong, Sidoarjo, yang dianggap tidak mendapat penanganan dengan baik. "Sajian" kue imitasi guna menyindir pernikahan putri Indra Bakrie, mantan pemilik saham PT Lapindo Brantas, dikabarkan menghabiskan biaya dua digit miliar rupiah itu, juga digambarkan mengikat leher empat mahasiswa yang berlumur lumpur. "Ini adalah bentuk kepedulian atas ketidakpekaan terhadap kepedihan pengungsi korban Lapindo Brantas," kata juru bicara Aliansi Peduli Korban Lapindo, Agung Wardana. Dalam aksinya, Aliansi ini juga mengecam pemerintah yang dinilai telah melecehkan para korban Lapindo, yakni dengan diberikannya predikat "Biru Plus" kepada Lapindo. Artinya Lapindo dinilai cukup mampu mengelola lingkungan. "Dengan pemberian predikat `Biru Plus` maka pemerintah secara tidak langsung telah mengkhianati korban lumpur Lapindo yang kini hidup menderita tanpa tempat tinggal yang pasti," kata Agung Wardana. Aliansi Peduli Korban Lapindo diikuti aktivis Walhi Bali, Jaringan Anti Otoritarian serta Komunitas Pojok.(*)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2008