Pangkalpinang (ANTARA News) - Sebanyak 7.000 ekor anjing liar atau diliarkan pemiliknya akan dieliminasi atau dibunuh dengan pemberian racun (Strichnin) pada media seperti bakso. Kepala seksi Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian Provinsi kepulauan Bangka Belitung, Drh. Judnaidy, di Pangkalpinang, Sabtu, mengatakan, Bangka Belitung dikenal sebagai daerah yang bebas rabies dan sekarang anjing-anjing liar yang berpotensi rabies tampak berkeliaran di mana-mana. Pelaksanaan eliminasi itu dilakukan aparat kesehatan hewan di enam kabupaten dan satu kota dengan sasaran masing-masing 1.000 ekor anjing. Program yang didanai APBD itu akan dilaksanakan pada September 2008 mendatang dengan menempatkan strichnin di tempat-tempat pembuangan sampah dan jalan-jalan protokol yang banyak terlihat anjing-anjing liar. Sebelum pelaksanaan eliminasi, pihaknya akan menginformasikan secara luas kepada pemilik anjing agar pada saat pelaksanaan kegiatan mereka tidak membiarkan anjingnya berkeliaran. Dari pengalaman sebelumnya, masih ditemukan ada pemilik yang marah karena anjingnya mati diracun. Setelah dijelaskan petugas dan sosialisasi program tersebut sebelumnya akhirnya mereka bisa memahami. "Sasaran kita anjing liar yang tidak ada pemilik. Kalau mau memelihara anjing dipersilahkan namun kesehatannya harus diperhatikan dengan memberikan vaksin rabies," ujarnya. Judnaidy menegaskan, anjing liar kadang dipelihara oleh petani untuk menemani mereka di kebun. Anjing itu kemudian berkembang biak dan setelah itu menjadi liar dan tidak ada pemiliknya. Ia mengatakan, di Bangka dan Belitung belum ada kasus-kasus rabies yang ditemukan, namun bila populasi anjing tidak dikendalikan dan ditertibkan bisa saja ada anjing yang terkena rabies dan menggigit warga. Populasi anjing di Bangka Belitung angka pastinya sulit didapat sulitnya mendata anjing liar tersebut. Untuk anjing yang dipelihara terutama anjing impor tidak termasuk dalam sasaran eliminasi meski ada yang ditemukan berkeliaran. "Pengurangan populasi anjing dengan pemberian racun cukup mujarab. Banyak anjing-anjing liar tersebut mati setelah beberapa jam mengkonsumsi strichnin dan petugas tinggal mengumpulkan untuk selanjutnya dikubur," ujarnya.(*)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2008