Depok, 10/8 (ANTARA) - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Hidayat Nurwahid meminta pemerintah bersikap tegas menolak permintaan 40 anggota Kongres Amerika Serikat yang meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membebaskan segera dan tanpa syarat dua separatis Organisasi Papua Merdeka OPM), Filep Karma dan Yusak Pakage. "Presiden harus tegas menolak permintaan tersebut," kata Hidayat Nurwahid, ketika menghadiri penutupan pendidikan kepemimpinan nasional 300 mahasiswa dari tujuh universitas, di Balai Sidang Universitas Indonesia (UI), Depok, Minggu siang. Hidayat sangat menyesalkan adanya intervensi dari anggota Kongres AS kepada pemerintah Indonesia. "Ini merupakan bentuk intervensi terhadap kedaulatan bangsa," kata mantan Presiden PKS tersebut. Karena itu, dia meminta Presiden untuk bertindak tidak perlu ragu menolak permintaan 40 orang anggota Kongres AS tersebut. Hidayat mengatakan, tidak sewajarnya anggota Kongres AS mencampuri urusan dalam negeri Indonesia. "Kita mempunyai mekanisme hukum sendiri untuk mengangi para separatis," katanya. Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Hatta Rajasa mengatakan, pihaknya hingga Minggu (10/8) pagi belum menerima surat dari Kongres Amerika Serikat yang berisi permintaan untuk memastikan pembebasan segera dan tanpa syarat dua separatis Organisasi Papua Merdeka, Filep Karma dan Yusak Pakage. "Hingga saat ini di Sesneg belum ada surat itu," kata Hatta. Namun, kata Hatta, penanganan surat seperti itu ada tata krama diplomatiknya dengan penjuru Departemen Luar Negeri. "Kita tunggulah kalau memang ada surat itu seperti apa," katanya. ***3*** (T/F006) (T.F006/B/S023/S023) 10-08-2008 14:24:47 NNNN

Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2008