PBB (ANTARA News) - Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa dijadwalkan bersidang kembali pada pukul 11.00 (22.00 WIB) pada Minggu mambahas kemelut Georgia, kata kantor pers badan dunia itu. Pada Sabtu, dewan itu gagal untuk kali ketiga dalam menyetujui seruan bersama gencatan senjata antara Georgia dan Rusia, saat keduanya memperebutkan daerah pemberontak Ossetia Selatan. Anggota Dewan Keaman melakukan pertemuan darurat putaran ketiga pada Sabtu petang sejak Kamis malam, saat mereka mendengarkan perkembangan terkini menyangkut keadaan di Georgia. Setelah pertemuan ditutup, Dutabesar Belgia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa Jan Grauls, yang juga presiden dewan itu untuk bulan ini, mengatakan kepada wartawan bahwa hampir mustahil bagi Dewan Keamanan mengambil tindakan pada saat ini. "Dengan rasa menyesal, saya datang untuk menyimpulkan bahwa sangat sulit, bila bukan mustahil, untuk menemukan kesamaan alasan di kalangan anggota Dewan mengenai rancangan pernyataan kepada pers," kata Grauls. Georgia menarik mundur pasukannya dari Ossetia Selatan, yang memisahkan diri dari Georgia, tempat mereka bertempur melawan pasukan Rusia untuk menguasai ibukotanya, Tskhinvali, kata Kementerian Dalam Negeri Georgia pada Minggu. "Mereka ditarik sepenuhnya," kata jurubicara kementerian itu, Shota Utiashvili, kepada kantor berita Inggris Reuters. Jurubicara pemerintah perlawanan Ossetia Selatan, Irina Gagloyeva, pada Sabtu menyatakan 20 orang tewas dan 150 lagi cedera akibat serangan tengah malam oleh tentara Georgia terhap Tskhinvali. Pasukan Georgia "secara teratur melancarkan serangan semalam suntuk terhadap Tskhinvali. Namun, keadaan kota itu kini pada umumnya tenang," kata Irina Gagloyeva kepada televisi Rusia, Vesti-24. Gempuran tengah malam itu menewaskan 20 orang dan melukai 150 lagi, katanya. "Kota itu hampir seluruhnya hancur. Warga di kota itu berlindung di tempat persembunyian dan di ruang di bawah tanah," kata pernyataan jurubicara itu di lamannya. Pertempuran meluas ke lembah Kodori, daerah Abkhazia dikuasai Georgia, yang mencerminkan perluasan kemelut di Georgia, yang presidennya mendesakkan sikap mendukung Barat dengan setia. Abkhazia adalah satu dari dua wilayah perlawanan Georgia dukungan Rusia, selain Ossetia Selatan, tempat pertempuran berkobar antara pasukan Rusia dengan Georgia sejak Kamis malam. Presiden Georgia Mikheil Saakashvili dalam pernyataan disiarkan televisi pada Sabtu mengatakan bahwa pasukan Georgia memukul mundur beberapa serangan di daerah kekuasaan Georgia dari wilayah gerilyawan Abkhazia, demikian AFP.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2008