Jakarta (ANTARA News) - Badan Kebijakan Fiskal Depkeu (BKF) memperkirakan harga minyak mentah selama 2009 akan mengalami penurunan, namun penurunan itu akan terkompensasi oleh peningkatan konsumsi minyak sehingga dampak ke RAPBN 2009 tidak cukup signifikan. "Asumsi harga minyak memang bisa ditekan karena harga kan memang turun. Tapi akan terkompensasi oleh konsumsi yang tinggi," kata Kepala BKF, Anggito Abimanyu, di Jakarta, Selasa. Menurut dia, jika konsumsi BBM bersubsidi dapat ditekan hanya mencapai sekitar 38,9 juta kilo liter pada 2009, pemerintah akan mendapatkan tambahan saving yang signifikan. Ia mengatakan upaya mengerem peningkatan konsumsi BBM bersubsidi adalah dengan melanjutkan program konversi BBM, terutama minyak tanah. "Sampai dengan Juli 2008, konversi minyak tanah baru mencapai 30 persen dari target 1 juta kilo liter, kalau bisa dipercepat berarti akan mengurangi konsumsi minyak tanah karena yang paling besar subsidinya kan minyak tanah," katanya. Menurut dia, upaya meneruskan program konversi itu antara lain dengan penyediaan tabung gas, dan sosialisasi yang lebih cepat. Mengenai pemberlakuan pajak progresif bagi pemilik kendaraan bermotor, Anggito mengatakan cara itu tidak bisa segera diberlakukan. "Perlu persiapan, pembahasan RUU Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRB) harus diselesaikan dulu, infrastruktur disiapkan, dan sosialiasasi," katanya. Terkait dengan anggaran untuk subsidi, APBNP 2008 mengalokasikan dana sebesar Rp234,41 triliun yang terdiri dari subsidi BBM sebesar Rp126,82 triliun, subsidi listrik Rp60,29 triliun, subsidi pangan Rp8,59 triliun, subsidi pupuk Rp7,81 triliun, subsidi benih Rp1,02 triliun, public service obligation (PSO) Rp1,73 triliun, subsidi bunga kredit program Rp2,15 triliun, subsidi migor melalui operasi pasar Rp500 miliar, subsidi kedelai Rp500 miliar, dan subsidi pajak Rp25,00 triliun. Subsidi BBM sebesar Rp126,82 triliun didasarkan pada parameter pehitungan volume premium 16,98 juta kl, minyak tanah 7,56 juta kl, minyak disel/solar 11 juta kl, volume minyak tanah dikonversi ke elpiji sebesar 2,01 juta kl, dan alpha sebesar 9 persen. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2008