Jakarta, (ANTARA News) - Sejumlah anak-anak muda yang tergabung dalam kelompok teater "PQHOPresents" mengajak penonton bernostalgia dengan lawakan gaya "Srimulat" dalam sebuah pementasan berjudul "Sebentar Ya, Aku Tak Ngerokok Dhulu-A Tribute To Srimulat" di Gedung Kesenian Jakarta, Rabu malam (13/8). "Saya dan teman-teman di teater merasa kelompok Srimulat memberi kontribusi yang besar pada dunia hiburan di Indonesia, termasuk sumbangan pola dan format seni perannya. Pertunjukan ini adalah bentuk apresiasi kami terhadap pementasan-pementasan Srimulat dulu yang selalu membawa tawa dan kebahagiaan bagi penontonnya," kata Sutradara pertunjukan, Adjie N.A dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu malam. Teater "PQHOPresents" adalah kependekan dari "Personality, Quality, Humanity, Organization" yang merupakan perkumpulan produksi teater dan pertunjukan panggung yang berdiri pada 2002. Kelompok ini telah menghasilkan empat produksi dimana produksi terbaru adalah persembahan untuk Srimulat yang berlangsung selama tiga hari, 13-15 Agustus di Gedung Kesenian Jakarta. Ajie mengungkapkan pertunjukan ini merupakan sebuah usaha belajar dan upaya mencoba format-format baru dalam berteater dan berkesenian. "Teater adalah seni yang menyenangkan, jadi tidak ada salahnya kalau kami mengangkat sebuah pertunjukan teater dengan gaya Srimulatan," kata Adjie yang melakukan riset tentang Srimulat sejak Juni 2007 silam. Sang penulis naskah, Nataya, menjelaskan naskah pementasan terinspirasi dari karya klasik dramawan asal Norwegia, Hendrik Ibsen yang berjudul "Peer Gynt". Ceritanya seputar kehidupan masyarakat dari berbagai kalangan dan budaya yang beragam saling berinteraksi. "Cerita tentang Peer Gynt memiliki banyak ruang yang bisa dikembangkan, cerita keseharian rakyatnya juga bisa diadaptasi ke dalam kehidupan masyarakat di Indonesia yang situasi kemasyarakatan serta budaya kekeluargaannya masih kental," katanya. Kaget Sutradara Srimulat, Ribut Kennedy mengaku kaget ketika sekelompok anak-anak muda yang biasa berteater datang padanya dan menyatakan ingin menampilkan pertunjukan teater ala Srimulat. "Terus terang saya dan teman-teman di Srimulat terkejut, kami merasa ini adalah bentuk apresiasi positif buat kami di tengah keadaan Srimulat yang sedang `grounded` ini," kata Ribut. Ia mengatakan selama bertahun-tahun lamanya belum pernah ada yang mengadaptasi pertunjukan Srimulat. Ia berharap proses regenerasi Srimulat bisa terjadi agar kegiatan Srimulat yang terhenti selama bertahun-tahun lamanya ini bisa berlangsung kembali. "Srimulat ini sekarang seperti sedang tidur, kelompoknya ada tapi orang-orangnya ada yang sudah meninggal, ada juga yang sibuk dengan kegiatan di acara-acara lain," katanya. Ribut menambahkan para anggota Srimulat lainnya juga merasa senang dengan pertunjukan Teater "PQHOPresents". Cerita yang diangkat Srimulat dan "PQHOPresents" masih dalam satu garis besar, sama-sama mengangkat tema mendasar, dan sangat membumi. Kisah "Sebentar Ya , Aku Tak Ngerokok Dhulu-A Tribute To Srimulat" diawali dengan cerita salah satu tokoh dalam Srimulat, Gepeng, yang dikenal pembual. Ia gemar merayu, suka berkelahi, dan selalu lari dari masalah ketika merasa terpojok. Pertunjukan ini sangat unik karena menghadirkan tontonan gaya Srimulat yang spontan, lucu, dan aneh. Sang sutradara, Adjie menambahkan unsur musik dari beragam aliran untuk memperkaya pertunjukan.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2008