Jakarta (ANTARA News) - PT Excelcomindo Pratama Tbk (XL) bekerjasama dengan BNI menghadirkan inovasi layanan "Transfer Instan: Kirim Seketika Via XL" yaitu layanan pengiriman uang dari luar negeri ke Indonesia serta pengiriman uang domestik secara instan dan aman khususnya bari para TKI (Tenaga Kerja Indonesia) di luar negeri. Peluncuran layanan tersebut dilakukan langsung oleh Presiden Direktur XL, Hasnul Suhaimi, Direktur Utama BNI, Gatot M Suwondo dan disaksikan Kepala BNP2TKI (Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia), Moh Jumhur Hidayat, di Jakarta, Kamis. "Kami menyambut positif kerjasama strategis antara XL dan BNI dalam menghadirkan inovasi Transfer Instan yang merupakan wujud apresiasi dan kepedulian bagi saudara kita, para tenaga kerja Indonesia di luar negeri yang telah mejadi pahlawan devisa," kata Hasnul Suhaimi. Sedangkan Gatot M Suwondo mengatakan, layanan ini melengkapi layanan pengiriman uang yang sudah ada di BNI yaitu, pengiriman uang melalui outlet BNI di dalam dan luar negeri, melalui jaringan bank koresponden BNI di seluruh dunia dan melalui layanan electronic banking. Hasnul mengatakan, peran XL dalam layanan Transfer Instan adalah menyediakan sarana dan prasarana, termasuk sistem yang digunakan BNI sebagai media dalam penyelenggaraan kegiatan usaha Pengiriman Uang, dan/atau melakukan kegiatan penerimaan dan penerusan data dan/atau informasi terkait dari suatu Penyelenggara kepada Penyelenggara lain untuk disampaikan kepada Penerima. Peluncuran layanan Transfer Instan dilatarbelakangi oleh tingginya kebutuhan para pekerja Indonesia di luar negeri untuk mengirimkan uang kepada keluarga atau kerabat di tanah air secara cepat dan mudah. Jumhur Hidayat mengatakan, ada sekitar 4,3 juta pekerja Indonesia yang bekerja di beberapa negara Asia salah satunya Hongkong. Dia mengatakan, ada dana remiten dari TKI sebanyak 10 - 11 miliar dolar AS dimana 6,6 miliar dolar AS diantaranya melalui jasa perbankan. "Saat ini, ada kenaikan gaji dari TKI sebanyak 25 - 30 persen, artinya ada penambahan sekitar Rp750 miliar per bulan," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2008