Islamabad, (ANTARA News) - Presiden Pakistan Pervez Musharraf diperkirakan akan mundur ketimbang menghadapi pemakzulan oleh parlemen, kata laporan-laporan media Barat. Spekulasi telah memuncak bahwa mantan panglima militer, Musharraf akan mengundurkan diri dari pemerintah koalisi, yang dipimpin oleh partai mantan perdana menteri Benazir Bhutto yang dibunuh, yang akan memakzulkan dirinya pekan lalu, demikian diwartakan Reuters. Seorang jurubicara presiden berulangkali membantah bahwa Musharraf akan mundur, dan dia ulangi lagi Jum`at. Seorang pejabat koalisi yang mempersiapkan pemakzulan presiden mengatakan, dia tidak membenarkan adanya berita rencana pengunduran diri Musharraf itu, namun dia mengatakan, bahwa pada saat ini semakin berkembang dugaan bahwa dia akan mengundurkan diri. Suratkabat the Financial Times mengutip seorang anggota senior pemerintah Pakistan yang tak disebut namanya mengatakan, bahwa kesepakatan itu telah digagas antara Musharraf dan para anggota pemerintah koalisi yang baru terpilih. "Presiden takkan dimakzulkan atau diadili untuk suatu tuduhan. Dia akan berusaha dan tetap tinggal di Pakistan," kata suratkabar itu mengutip pejabat tersebut. Krisis yang berlangsung lama melingkupi masa depan Musharraf menimbulkan keprihatinan bagi Amerika Serikat dan di antara sekutu-sekutu lainnya, berkaitan dengan stabilitas negara Islam yang berkemampuan nuklir itu, yang juga dikenal terdepan dalam mengharapi militansi. Di Washington, perempuan jurubicara Gedung Putih Dana Perino, mengenai laporan-laporan tentang rencana pengunduran diri Musharraf mengatakan bahwa itu adalah `rumor buatan.` "Kami telah dengar laporan-laporan itu dan kami terus memantaunya," ujarnya. Ia menambahkan bahwa Amerika Serikat menganggap masalah pemimpin Pakistan adalah persoalan bagi rakyat Pakistan. Musharraf telah mengendalikan kekuasaan sejak kudeta 1999, namun kemudian terisolasi sejak sekutu-sekutunya kalah pada pemilihan umum Februari lalu. Ketidakpastian nasibnya mempengaruhi lemahnya sektor investor, dan nilai mata uangnya rupee jatuh ke tingkat sekitar 75.05/15 per dolar pada pasar Rabu, dan pasar saham mengalami penurunan terendah selama dua tahun terakhir. Pasar uang tutup pada Kamis. Tuntutan Militer Sementara itu satu suratkabar Pakistan pekan ini mengatakan, Musharraf diperkirakan akan mengumumkan satu keputusan untuk mundur tepat pada Hari kemerdekaan pada hari Kamis. Namun demikian, dia mengeluarkan seruan rekonsiliasi nasional, yang menurutnya sangat penting dalam menangani persoalan ekonomi dan militansi. Namun, imbauannya itu tak berhasil mempengaruhi upaya-upaya pemerintah untuk menekannya dari kekuasaan, dan para pejabat koalisi mengatakan mereka melakukan persiapan-persiapan untuk memakzulkan dia dari jabatan presiden. Ketua jurubicara Musharraf, Mayjen (Purn) Rashid Qureshi, mengatakan dia tidak mempunyai gagasan atau rencana untuk mundur, atau melakukan perundingan-perundingan mengenai pengunduran dirinya. "Saya capek mengatakan bahwa tidak ada ada rencana demikian," katanya. Suratkabar The New York Times secara detil mengatakan bagaimana Musharraf akan mundur, dan apakah dia bisa tetap tinggal di Pakistan, atau bahkan akan mencari tempat tinggal di luar negeri, berdasarkan diskusi antara para wakilnya dengan pejabat-pejabat koalisi. The Financial Times mengatakan, Musharraf minta dia diizinkan untuk menikmati masa pensiun di daerah perkebunannya di Islamabad.(*)

Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2008