Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia meyakini neraca pembayaran sepanjang 2019 akan berbalik menjadi surplus dibanding kondisi 2018 yang defisit 7,1 miliar dolar AS.

"Secara keseluruhan kami meyakini Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) akan surplus, sedangkan defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD) di 2,5-3 persen Produk Domestik Bruto tahun ini," kata Gubernur BI Perry Warjiyo di Jakarta, Kamis,

NPI atau juga parameter ketahanan ekonomi ekternal Indonesia diyakini Perry surplus karena aliran modal asing yang mendukung neraca modal dan finansial. NPI terdiri dari transksi berjalan dan transaksi modal serta finansial. Surplus neraca modal diyakini akan menutupi defisit dari transaksi berjalan sehingga membuat NPI tetap surplus.

Baca juga: Rupiah Jumat pagi menguat jelang rilis data neraca pembayaran

NPI mencerminkan aliran keluar dan masuk valuta asing ke Indonesia. Jika NPI surplus, maka ketahanan ekonomi Indonesia terhadap tekanan ekonomi eksternal akan semakin kuat. Hal sebaliknya terjadi jika NPI defisit. Selama ini yang paling membebani NPI adalah neraca transaksi berjalan yang terdiri dari transaksi barang dan jasa.

Adapun Neraca Transaksi Berjalan 2019 diperkirakan BI masih defisit di 2,5 persen hingga tiga persen Produk Domestik Bruto pada tahun ini, karena ekspor yang lesu.

Untuk kuartal III 2019, Bank sentral memproyeksi neraca pembayaran akan membaik dibandingkan kuartal sebelumnya yang mencatatkan defisit mencapai dua miliar.

Proyeksi tersebut karena surplus transaksi modal dan finansial. Arus masuk investasi portofolio pada triwulan III 2019 tercatat 4,8 miliar dolar AS.

Baca juga: Neraca Pembayaran Indonesia defisit 7,1 miliar dolar AS

Faktor pendorong lainnya, kata Perry, defisit transaksi berjalan yang diperkirakan juga akan tetap terkendali. Pasalnya, dipengaruhi oleh impor yang menurun sejalan dengan kebutuhan domestik dan sebagai dampak positif kebijakan pengendalian impor, misalnya program B20.

Sementara itu, BI mencatat nilai tukar rupiah menguat sejalan neraca pembayaran yang membaik. Pada Oktober 2019, Rupiah mencatatkan penguatan 1,18 persen dibandingkan dengan level akhir September 2019. Dengan perkembangan tersebut rupiah sejak awal tahun sampai dengan 23 Oktober 2019 tercatat menguat 2,50 persen (year to date/ytd).

"Posisi cadangan devisa Indonesia juga tetap kuat, pada akhir September 2019 tercatat 124,3 miliar dolar AS," jelas dia.

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Budi Suyanto
COPYRIGHT © ANTARA 2019