Bandarlampung, (ANTARA News) - Ratusan warga berkerumun di lokasi kecelakaan kereta api (KA) Limex dari Palembang yang mengalami musibah di perlintasan KA Bumi Manti, Kampung Baru, Kota Bandarlampung, Provinsi Lampung, Sabtu pagi sekitar pukul 07.00 WIB. Warga membaur dengan petugas kepolisian, Dinas Perhubungan, PT KAI Lampung, dan belasan wartawan yang mencari informasi di tempat musibah yang menewaskan sejumlah penumpang itu. Untuk sementara delapan orang dinyatakan meninggal dunia dan puluhan lain luka-luka. Santoso, warga Lampung, mengaku ngeri melihat kecelakaan itu. Ia tidak menyangka pagi hari itu tiba-tiba terjadi tabrakan yang mengagetkan orang sekampung. Beberapa warga dengan dilengkapi kamera foto, juga ikut mengabadikan kondisi KA Limex yang pada sebagian gerbongnya mengalami kerusakan akibat tergenjet gerbong lainnya. Kendati polisi telah memasang garis batas polisi di sekitar jalan di sebelah KA Limex yang mengalami kecelakaan itu, sejumlah warga masih saja berusaha menerobosnya, termasuk mencari pintu masuk dari sisi yang lain, untuk melihat dari dekat kondisi kereta naas itu. Petugas sampai harus menggunakan pengeras suara untuk mengingatkan warga agar menjauh dari lokasi. Kerumunan warga dapat mengganggu aktivitas evakuasi korban maupun kegiatan pihak kepolisian dan petugas terkait lainnya. Petugas juga mengingatkan, agar warga yang menemukan barang-barang milik penumpang atau barang dari KA Limex itu untuk melaporkan dan menyerahkan kepada petugas. Di sisi lain masih teronggok juga rangkaian KA batubara rangkaian panjang (Babaranjang) pada jarak sekitar puluhan meter dari gerbong depannya. Nampak di lokasi kejadian itu, Kapoltabes Bandarlampung Kombes Syauqie Achmad dan jajarannya yang mengamankan lokasi kejadian, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Lampung Haryo Satmiko, dan Kepala PT KAI di Lampung, Mawardi, beserta stafnya. Kapoltabes Syauqie Achmad juga melayani pertanyaan sejumlah wartawan--termasuk wartawan sejumlah radio dan media nasional yang menghubungi melalui telepon genggamnya--sambil memantau dan memberikan arahan jajarannya untuk mengamankan dan menyelidiki kejadian itu. Bukan tabrakan Menurut Pimpinan PT KAI di Lampung, Mawardi, hampir dipastikan kejadian itu bukan tabrakan antar dua kereta berlainan yang melintasi di jalur itu, tapi salah satu kereta (KA Limex) diketahui masuk jalur perlintasan saat bersamaan pada jarak dekat ada KA batubara rangkaian panjang (Babaranjang) pada arah berlawanan--dari arah Bandarlampung menuju Sumatera Selatan. Tidak diketahui penyebab pastinya, kenapa KA Limex berada pada jarak dekat dengan KA Babaranjang itu masuk pada lintasan yang sama saat kejadian. Dia menyebutkan, saat itu KA Babaranjang telah dalam posisi berhenti karena mengetahui ada KA Limex akan melintas di jalur sama. Tapi tidak jelas kenapa, KA Limex baru mengetahui pada jarak dekat adanya KA lain, sehingga masinis harus mengerem mendadak sehingga menimbulkan kecelakaan itu. "Pengeremen mendadak itu harus dilakukan secara total, karena perkiraan kami, jarak kedua kereta sudah semakin dekat. Tapi akibatnya gerbong KA Limex saling bertabrakan sendiri walaupun dapat menghindari tabrakan dengan KA Babaranjang di depannya," kata Mawardi pula. Pengereman itu berhasil menghentikan KA Limex sehingga mencegah tabrakan dengan KA Babaranjang di depannya. Tapi akibatnya, gerbong kereta penumpang itu saling berhimpit keras dan bertabrakan satu sama lain yang berakibat menggencet pula penumpang di dalamnya. Dia menunjuk dan minta wartawan melihat posisi KA Babaranjang dan KA Limex itu, masih memiliki jarak antar gerbong di depan cukup jauh dan tidak sempat saling bertubrukan satu sama lain. "Karena KA Limex harus mengerem mendadak itulah, terjadi himpitan Stasiun yang dituju, diduga kebanyakan penumpang mendekati pintu masing-masing gerbong untuk bersiap keluar lebih dulu. Pihaknya menyatakan akan meneliti lebih lanjut penyebab kenapa KA Limex bisa masuk ke jalur lintasan sama dengan KA Babaranjang pada jarak dekat seperti itu, apakah kesalahan masinis atau petugas pemberi sinyal (PPKA). Namun dia memastikan, kedua kereta tidak salah jalur dan tidak salah jadwal saat melalui perlintasan KA itu. Akibat kecelakaan itu, delapan korban penumpang KA Limex meninggal dunia, dan sebanyak sedikitnya 60-an penumpang lainnya mengalami luka berat dan ringan.()

Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2008