Yogyakarta (ANTARA News) - Pemerintah Kota (Pemkot) Blitar, Jawa Timur siap memfasilitasi penelusuran terhadap kontroversi kebenaran sejarah pahlawan Peta Supriyadi, menyusul pengakuan Andaryoko Wisnuprabu (89) sebagai Supriyadi. "Kami siap memfasilitasi penelusuran sejarah ini dan mengundang pelaku sejarah untuk mencocokkan dengan kondisi di Blitar," kata Kepala Bagian Humas dan Protokol Pemkot Blitar, Made Suka Wardika di sela acara bedah buku "Mencari Supriyadi" di Yogyakarta, Sabtu. Ia mengatakan Pemkot Blitar juga ingin membahas sekaligus mendiskusikan buku tentang pengakuan Andaryoko sebagaimana tertulis dalam buku yang disusun Baskara T Wardaya itu. "Setelah hari ini kami mendengarkan langsung pemaparan Andaryoko Wisnuprabu, ternyata 90 persen lebih sama dengan yang ada di buku. Ini cukup sulit dilakukan jika bukan oleh pelaku sejarah sendiri," katanya. Ia mengatakan saat ini yang masih belum jelas adalah sejarah pelarian Supriyadi saat menghilang hingga pelarian ke Salatiga dan Semarang, Jawa Tengah serta ke Jakarta. "Ini yang perlu lebih dijelaskan, karena memang di buku tersebut belum dibahas secara detail," katanya. Lebih lanjut ia mengatakan memang ada sedikit perbedaan versi tentang pelarian Supriyadi antara yang berkembang di Blitar dengan pengakuan Andaryoko sendiri. "Versi yang berkembang di Blitar, Supriyadi melarikan diri ke arah utara atau ke hutan Gunung Kelud. Tetapi dalam pemaparan tadi, Andaryoko Wisnuprabu atau `Supriyadi` mengaku lari ke selatan hingga ke hutan Purwo," katanya. Menurut Made Suka Wardika, hutan Purwo adalah kawasan hutan yang letaknya sangat jauh dari Blitar, dan merupakan hutan yang penuh misteri. "Kawasan hutan Purwo berada di wilayah selatan yang sangat jauh serta penuh misteri. Tidak setiap orang yang masuk ke hutan itu bisa keluar dengan selamat. Mungkin Andaryoko justru menempa diri di hutan Purwo," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2008