Beijing, (ANTARA News) - Pasangan ganda putra terbaik dunia, Markis Kido dan Hendra Setiawan memberikan kado terindah bagi Republik Indonesia yang akan berulang tahun ke-63, Minggu (17/8), yaitu medali emas Olimpiade 2008 Beijing. Kado itu diperoleh setelah melalui perjuangan selama 49 menit setelah di partai final mengandaskan harapan tuan rumah China yang juga unggulan kedua Cai Yun/Fu Haifeng dengan skor 12-21, 21-12, 21-16 di Beijing di Beijing University of Technology Stadium, Sabtu. "Kami mempersembahkan kemenangan ini bagi Republik Indonesia yang berulang tahun ke-63 besok (Minggu)," kata Markis Kido usai pertandingan. Bagi Markis, sukses tersebut juga terasa istimewa karena pada 11 Agustus atau lima hari lalu, ia juga berulang tahun ke-24. Menurut Markis, ia merasa bahwa kemenangan tersebut sebagai sesuatu yang luar biasa karena pada pengalaman pertama tampil di event paling bergengsi di dunia itu, ia dan Hendra langsung meraih gelar juara dan sekaligus mempertahankan tradisi emas yang sudah dipelihara sejak Olimpiade 1992 Barcelona. Ganda putra nomor satu dunia Markis Kido/Hendra Setiawan akhirnya mempertahankan tradisi emas setelah mengalahkan pasangan tuan rumah China Cai Yun/Fu Haifeng melalui pertarungan tiga game 12-21, 21-12, 21-16 di pertandingan final Olimpiade 2008 Beijing di Beijing University of Technology Stadium, Sabtu. Dihadapan lebih dari 7000 pasang mata yang sebagian besar adalah pendukung lawan, Markis/Hendra sejak awal games pertama selalu berada dalam kondisi tertekan sehingga tertinggal 9-14 sampai 9-17. Mereka bermain serba salah, sehingga pasangan tuan rumah Cina yang unggulan kedua itu melaju jauh dengan skor 18-9, 19-9 dan akhirnya menang mudah 21-12. Pada set kedua, giliran Markis/Hendra yang tampil menekan dan tidak memberi kesempatan kepada lawan untuk mengembangkan permainan sehingga langsung memimpin 5-1. Cai Yun/Fu Haifeng tampaknya berusaha untuk melepas game kedua tersebut untuk mengambil kesempatan pada game ketiga melalui rubber games. Dengan tidak banyak kesulitan, Markis/Hendra merebut game kedua dengan skor cukup telak 21-12. Pada game penentuan, Markis/Hendra kembali berada diatas angin untuk memimpin 5-2, 6-2, 7-3, 8-3, 9-3. Pasangan Cina berhasil merebut empat angka secara beruntun untuk memperkecil ketinggalan menjadi 11-7. Tanpa mengendorkan serangan, pasangan nomor satu Indonesia itu terus memimpin dengan selisih keunggulan tujuh angka saat kedudukan 17-10. Tanda-tanda kemenangan pun sudah berada di ambang pintu saat mereka unggul 20-12. Tapi ratusan pendukung Indonesia sempat dibuat tegang ketika Cai Yun/Fu Haifeng merebut empat angka secara beruntun untuk memperkecil ketinggalan menjadi 16-20. Bola pengembalian Hendra Setiawan yang mendarat di sisi kiri lapangan lawan, membuat pasangan Indonesia tersebut akhirnya memenangi pertandingan untuk meraih medali emas, sekaligus mempertahankan tradisi emas yang sudah berlangsung sejak Olimpiade 1992 Barcelona. Markis/Hendra pun meluapkan kegembiraan mereka di tengah lapangan dengan saling berpelukan sambil berbaring, disusul kemudian pelatih Christian Hadinata yang bergabung untuk menyambut sukses tersebut Medali perunggu di nomor ganda putra diraih pasangan Jerman setelah pada pertandingan sebelumnya, mengalahkan pasangan Denmark Lars Paaske/Jonas Rasmussen 13-21,21-18,21-17 melalui pertarungan yang berlangsung 61 menit. Dari cabang bulutangkis, Indonesia sebelumnya juga meraih medali perunggu melalui tunggal putri Maria Kristin Yulianti yang mengandaskan pemain tuan rumah China, Lu Lan dengan skor 11-21,21-13,21-15 dalam pertarungan 63 menit. Indonesia juga berpeluang untuk menambah emas ketika ganda campuran Nova Widianto/Lilyana Natsir juga akan tampil di final pada hari terakhir pertandingan bulutangkis, Minggu (17/8) menghadapi pasangan Korea Selatan Korea Lee Yong Dae/Lee Hyo Jung.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2008