Bogor (ANTARA News) - Sepanjang tahun 2008 ada sebanyak 16 narapidana (Napi) alias warga binaan yang meninggal dunia di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Paledang, Kota Bogor, Jabar, disebabkan sejumlah penyakit. "Meninggalnya warga binaan tersebut karena daya tampung, fasilitas, dan jumlah warga binaan yang tidak seimbang," kata Kepala Lapas Paledang Bogor, Ibnu Chuldun, pada acara pemberian remisi umum dalam rangka HUT Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) ke-63 kepada para Napi, di Bogor, Minggu. Ia mengatakan, 16 warga binaan yang meninggal dunia yakni, lima orang meninggal akibat penyakit HIV/AIDS, tiga orang meninggal akibat penyakit tuberculosa (TBC), serta masing-masing satu orang meninggal karena penyakit, hepatitis, infeksi, jantung, paru-paru, dan penyakit lainnya. Acara pemberian remisi tersebut dihadiri, Walikota Bogor Diani Budiarto dan jajaran Muspida Kota Bogor. Daya tampung ideal Lapas Paledang, kata dia, sebenarnya adalah 500 warga binaan, tapi kini diisi sekira 2.000 warga binaan. Akibatnya, kamar-kamar tahanan dihuni empat kali lebih banyak oleh warga binaan, sehingga kondisi jadi kurang manusiawi. Sedangkan pegawai Lapas, hanya 138 orang sehingga sulit melakukan pengawasan secara intensif terhadap seluruh warga binaan. Kesulitan lainnya yang dihadapi Lapas Paledang, katanya, adalah minimnya anggaran operasional. Anggaran yang diberikan pemerintah kepada Lapas Paledang untuk 500 warga binaan, padahal riilnya dihuni oleh sekitar 2.000 warga binaan. Fasilitas di dalam Lapas Paledang, seperti ketersediaan air bersih untuk 2.000 warga binaan juga masih minim. "Kami mengucapkan terima kasih kepada Walikota Bogor yang peduli terhadap kondisi warga binaan di Lapas Paledang, dengan memberikan bantuan instalasi air bersih," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2008