Jakarta, (ANTARA News) - PT PLN (Persero) memperkirakan konsumsi listrik nasional saat beban puncak akan mengalami kenaikan antara 2,5 persen atau 400 MW menjelang Lebaran dan akhir tahun 2008. Direktur Jawa-Bali PLN Murtaqi Syamsuddin usai peluncuran website kewajiban sosial perusahaan dan info hemat listrik di Jakarta, Selasa mengatakan, kenaikan konsumsi listrik terjadi hampir di semua golongan pelanggan baik industri, bisnis, maupun rumah tangga. "Kenaikan konsumsi itu terjadi jika tidak dilakukan pengendalian beban," katanya. Menurut dia, pihaknya akan mengintensifkan sosialisasi penghematan termasuk mulai menerapkan kebijakan penghematan listrik tahap kedua yang ditujukan bagi pelanggan bisnis seperti mal, hotel, dan perkantoran, serta industri yang tidak terkena pergeseran jam kerja di wilayah Jawa-Bali pada 25 Agustus 2008. Program tersebut menyusul kebijakan pergeseran jam kerja bagi industri yang telah dimulai sejak 31 Juli 2008. Sampai saat ini, melalui pergeseran jam kerja, PLN mendapatkan penghematan 180 MW dari sekitar 3.000 industri yang berpartipasi. Sedang, melalui program penghematan tahap kedua ditargetkan mencapai 200 MW. PLN menargetkan program penghematan sebesar 600 MW setiap harinya sampai beroperasinya pembangkit 10.000 MW pada 2009. Murtaqi juga mengatakan, sampai akhir 2008, konsumsi BBM PLN akan mencapai 10,1 juta kiloliter atau satu juta kiloliter di atas target APBN Perubahan 2008 sebesar 9,1 juta kiloliter. "Tambahan BBM itu diperlukan guna menutupi pertumbuhan beban yang dalam APBN Perubahan 2008 hanya ditargetkan 1,9 persen, namun kenyataannya mencapai 6,4 persen," katanya.(*)

Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2008