Jerusalem,  (ANTARA News) - Israel menuduh para pemimpin HAMAS di Jalur Gaza bersembunyi di misi diplomatik asing dalam upaya untuk menghindari pasukan Israel.

 "Para pemimpin HAMAS dan sayap bersenjatanya bersembunyi di bunker, rumah sakit dan misi asing," sekretaris kabinet Israel Oved Yehezkel mengatakan kepada wartawan, Ahad, mendasarkan informasinya pada keterangan intelijen yang diterima oleh para menteri seperti diberitakan Reuters.

 Ia tidak menyebutkan misi mana yang "menyembunyikan" HAMAS namun beberapa negara memiliki hubungan diplomatik di Jalur Gaza sedangkan Mesir telah menarik stafnya.

PBB mengatakan organisasi itu melarang masuk gerilyawan HAMAS  ke dalam sekolah, klinik dan lembaga lain miliknya di wilayah itu.

Para pemimpin HAMAS menghilang dan memutus komunikasi dengan wartawan ketika Israel melancarkan perang yang telah berusia 16 hari pada 27 Desember dengan serangan udara ke rumah mereka dan banyak sasaran lain.

Bahkan jurubicara gerakan Islam itu menjadi sangat sulit dicapai, seringkali mengubah nomor telefon mobil mereka, tapi kadang-kadang membalas pesan teks -- jika jaringan semakin tak dipercaya memberikan sinyal.

Namun para pejabat HAMAS membantah tuduhan tak langsung Israel bahwa tindakan mereka itu pengecut.

"Ketakutan adalah hal terakhir yang kami dapat dituduh," anggota parlemen HAMAS, Mushir al-Masri, mengatakan Ahad. "Kesyahidan adalah keinginan terhormat kami, tapi Tuhan memerintahkan kami untuk tidak mangajukan diri kami sebagai mangsa mudah kepada musuh kami."

Surat kabar Israel Yediot Ahronoth melaporkan pada akhir pekan bahwa para pemimpin HAMAS bersembunyi di lantai dasar di rumah sakit Shifa, instalasi medis terkemuka di Jalur Gaza.

Para pejabat Israel meluruskan hal itu dengan hanya mengatakan bahwa para pemimpin HAMAS bersembunyi di tempat mereka yakin diri mereka aman.

Israel telah membunuh banyak pemimpin HAMAS pada masa lalu, khususnya pemimpinnya di Jalur Gaza dan pemimpin spiritual, Sheikh Ahmed Yassin, dan penggantinya, Abdul-Aziz ar-Rantissi, pada 2004.

 Sejak itu, HAMAS menjaga identitas pemimpinnya di Jalur Gaza sangat rahasia.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2009