Jakarta, (ANTARA News) - Pedagang buku di kawasan Kwitang menolak rencana Pemda untuk merelokasi mereka ke salah satu blok di Pasar Senen, Jakarta karena lokasinya dianggap tidak menguntungkan bagi bisnis. "Senen itu terlalu jauh. Lagipula kami ditempatkan di lantai empat. Kami bisa rugi," kata salah satu pedagang, Arif ketika ditemui di Kwitang, Senen Jakarta, Rabu. Selama bertahun-tahun sekitar 300 pedagang menempati sebagian ruas jalan Kwitang sehingga mengganggu lalu lintas, hingga akhirnya Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Pusat menggusur para pedagang itu. Surat Perintah Bongkar ke-2 yang dikeluarkan Pemkot Jakarta Pusat untuk para pedagang di Kwitang menyatakan bahwa terhitung Rabu (20/8), kios buku pedagang kaki lima harus dibongkar. Para pedagang kemudian membongkar sendiri "lapak" (tempat berjualan) mereka namun tetap menyatakan tidak ingin pindah ke Senen dan akan mengusahakan kesepakatan agar direlokasi ke tempat lain yang lebih dekat. "Kan masih ada tempat di belakang jalan atau di sebelah Kodim," ungkap Arif yang mengaku sudah berjualan di Kwitang selama 19 tahun. Pedagang yang lain, Syahrir Mandailing yang sudah berjualan selama 48 tahun di Kwitang berharap agar mereka mendapat perlakuan beda dengan lapak kaki lima yang lain. "Kita kan gak sama dengan kaki lima yang lain, kita kan jualan buku, ikut mencerdaskan bangsa," katanya. Dengan alasan itulah, Syahrir meminta agar Pemkot tidak merelokasi mereka ke Pasar Senen tapi ke lokasi disekitar tempat berjualan sekarang. Perkumpulan pedagang buku Kwitang sementara menyatakan tidak akan berjualan hingga dicapai kesepakatan baru mengenai relokasi tersebut.(*)

Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2008