Beijing (ANTARA News) - Kemenangan Argentina 3-0 saat menghancurkan Brasil pada semifinal Olimpiade adalah suatu bukti betapa dua pesaing utama dalam sepak bola ini telah berganti peran dalam beberapa tahun terakhir. Argentina yang sering dihubungkan dengan pertahanan pragmatis dan penghalalan segala cara agar menang telah mengadopsi permainan mengoper yang penuh gaya, sementara Brasil mengganti permainan flamboyan mereka dengan serangan balik dan gaya yang brutal. Meskipun Olimpiade adalah turnamen bagi pemain berusia di bawah 23 tahun dengan tiga pemain yang melewati batas umur itu diijinkan untuk bergabung dalam skuad, kedua tim pada pertandingan semifinal, Selasa (19/8), adalah cerminan keadaan tim senior. Argentina menyajikan permainan indah yang diinspirasi oleh dua pemain depan Sergio Aguero dan Lionel Messi. Sementara Brasil yang dipimpin pelatih tim senior menggunakan taktik bermain kasar yang menghasilkan dua kartu merah bagi pemain tengah Lucas dan Thiago Neves pada 10 menit terakhir. "Kami menang dengan cara yang kami sukai, kami berpegang teguh pada gaya permainan kami dan kami pantas menang," ujar sang pengatur serangan Juan Roman Riquelme. Pelatih Argentina Sergio Batista mengatakan timnya telah belajar dari kekalahan pahit mereka pada final Piala Amerika di Venezuela tahun lalu ketika gaya Brasil yang berlaku. Saat itu, Argentina melaju ke final sebagai salah satu favorit setelah berhasil meraih lima kali kemenangan beruntun dengan permainan yang mengalir. Namun mereka akhirnya mendapat serangan. Brasil menyarangkan satu gol pada awal pertandingan, berhasil melumpuhkan Riquelme serta Messi, melancarkan serangan balik dan keluar sebagai juara dengan kemenangan 3-0. "Kami belajar bahwa berhadapan dengan Brasil, Anda harus menunggu mereka dan tidak langsung menyerang," kata Batista, yang hanya memimpin tim Olimpiade. "Kami tahu Brasil akan menunggu kami sehingga kami harus bersabar dan tidak terburu-buru menyerang mereka. Kami menampilkan permainan yang hebat pada setiap bagian lapangan," katanya. Meskipun ada batasan usia pada turnamen Olimpiade dan kurangnya minat di Eropa, Argentina merasa kemenangan pada Selasa menghapus serangkaian hasil buruk melawan Brasil. Sebelum final Piala Amerika, tim senior Argentina juga telah kalah dalam dua kali pertemuan dengan selisih tiga gol. Dalam suatu jajak pendapat on-line yang dirancang koran lokal Argentina Clarin, 63 persen pembacanya setuju bahwa kemenangan pada Selasa adalah pertandingan timnas yang paling dinikmati selama 10 tahun terakhir. Riquelme mengatakan pertandingan itu lebih baik daripada pertandingan tim senior mereka saat mengalahkan Brasil pada partai kualifikasi Piala Dunia pada 2005, demikian Reuters.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2008