Ancaman Utama Dapat Diobati Dengan StatC(TM); Obat yang Disetujui FDA akan Mulai Diuji pada Hewan di AS LOS ANGELES dan GUANGZHOU, 21 Agustus (PRNewswire-AsiaNet) -- Seorang pakar flu unggas/burung ternama manca negara hari ini memuji hasil-hasil yang "mendorong dan menggembirakan" dari percobaan oleh tim penelitinya. Kajian ini memperlihatkan kemanjuran mengesankan dari kombinasi statin/kafein baru, StatC(TM) dalam pengobatan dan pencegahan H5N1, H1N1 dan H3N2 pada tikus. Dr. Jiahai Lu, dari Sekolah Tinggi Kesehatan Masyarakat, Universitas Sun Yat-sen di Guangzhou, China, telah banyak menulis di bidang flu unggas, dan telah meneliti senyawa terobosan StatC(TM) selama dua tahun terakhir atas nama Canopus BioPharma (OTCPK:CBIA), perusahaan AS yang menemukan dan mempatenkan calon obat anti virus ini. "Penularan secara global wabah flu unggas H5N1 ini menyebabkan Organisasi Kesehatan Dunia menunjukkan keprihatinan mendalamnya menyangkut kemungkinan penyebaran virus tersebut dari manusia ke manusia di masa depan," tegas Dr. Lu. "Lagi pula, perkembangan kekebalan terhadap dua obat anti influenza yang disetujui, oseltamivir (Tamiflu(R)) dan zanamivir (Relenza(R)), dan juga kurangnya vaksin yang memadai telah meningkatkan perlunya mengembangkan obat-obat anti virus baru." "Karenanya, saya ingin dilibatkan dalam tahap penelitian praklinis calon obat anti virus inovatif ini, dan berharap melanjutkan kerjasama sukses kami dengan Canopus BioPharma di bidang ini." Dr. Lu dan koleganya melakukan kajian menyeluruh pada hewan dengan StatC(TM) untuk mengobati tiga jenis influenza, H5N1 (flu unggas/burung), H1N1 (flu Spanyol) dan H3N2 (flu Hong Kong). StatC(TM) adalah kombinasi dua senyawa yang telah disetujui FDA yang telah diformulasikan ulang oleh Canopus BioPharma untuk pencegahan dan pengobatan Influenza. Oseltamivir dan ribavirin digunakan sebagai pengendalian positif dalam kajian ini. Pada model H5N1, StatC(TM) mencegah dan meredakan gejala infeksi H5N1, menghambat kerusakan paru-paru dan peniruan virus H5N1 di paru-paru tikus, serta seefektif oseltamivir baik dalam pencegahan maupun model terapi. Tidak ada hewan yang diketahui positif mengidap virus dalam kelompok ini yang diberikan StatC(TM) lewat hidung. StatC(TM) juga memperlihatkan hasil yang serupa terhadap virus H3N2 dan H1N1. "Kami terdorong oleh temuan ini," kata Dr. Lu. "Dosis statin yang lebih tinggi dari dosis yang digunakan dalam kajian ini kemungkinan dapat menghasilkan kemanjuran yang jauh lebih besar. StatC(TM) tampaknya juga lebih efektif apabila diberikan dalam upaya pencegahan." Dengan hasil-hasil saat ini yang positif, Canopus BioPharma ingin mengadakan perjanjian pengembangan bersama atau pengaturan lisensi dengan perusahaan obat dan otoritas kesehatan Pemerintah yang berminat menyediakan pengobatan yang lebih ekonomis dan menyeluruh bagi rakyatnya pada saat terjadi wabah. Dr. Lu, yang memimpin penelitian influenza di Guangzhou, China, pas benar untuk menyelidiki lebih lanjut sifat-sifat sinergistik kombinasi statin/kafein. "Kami juga termotivasi dalam membandingkan potensi senyawa ini dengan obat-obat anti-influenza lain yang tersedia saat ini. Jelas terdapat kebutuhan signifikan di seluruh dunia akan alternatif yang unggul, murah dan melimpah dalam upaya memerangi influenza," tambah Dr. Lu. Sementara StatC(TM) terbukti sangat ampuh terhadap jenis influenza yang paling mematikan, harus diperhatikan bahwa StatC(TM) juga sangat efektif terhadap bentuk virus pada manusia yang tak mematikan dan terjadi setiap tahun. Oseltamivir (Tamiflu(R)), yang disetujui oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan, adalah obat resep terkemuka untuk pencegahan dan pengobatan influenza pada orang dewasa dan anak-anak. Datamonitor, penyedia terkemuka dunia platform data, analitika dan prakiraan online untuk sektor vertikal penting, memperkirakan bahwa permintaan pasar seluruh dunia akan obat influenza akan bertambah menjadi 370 juta dosis dan nilai di pasar kira-kira $3,7 miliar pada 2010. Strategi Canopus BioPharma untuk mengembangkan StatC(TM) mencakup pengujian terus-menerus pada hewan bekerjasama dengan jaringan menyeluruh laboratorium penelitian di Amerika dan China. Langkah selanjutnya melibatkan model hewan sejenis musang dengan menggunakan jenis mematikan influenza untuk mempelajari keampuhan StatC(TM). Begitu selesai, hasil-hasil praklinis Canopus BioPharma kemudian akan memenuhi Peraturan Kemanjuran pada Hewan FDA dan akan menyediakan StatC(TM) untuk ditimbun oleh Pemerintah jika terjadi wabah. Tentang Canopus BioPharma, Inc.: Canopus BioPharma, Inc. (OTCPK:CBIA) menyediakan produk obat dan metode pengujian teraman, termurah dan termanjur di bidang penyakit menular, perlindungan terhadap radiasi, kanker, dan ketergantungan. Dengan ilmu pengetahuan inovatif, kepemimpinan yang terbukti dalam penelitian dan pengembangan, serta produk dan senyawa unggul, Canopus BioPharma, sejak 2001, telah bertekad menjadi penentu tren pasar dalam era baru perawatan kesehatan. Di samping itu, Perusahaan ini adalah pemimpin dunia dalam pengembangan produk antibodi camelid baru yang memberi kemungkinan unik kemajuan dan perbaikan dalam metode pengujian dan kemampuan pemantauan bagi para dokter, pasien dan peneliti, terutama bagi aplikasi perlindungan rantai pangan. Canopus punya staf di Australia, Afrika Selatan, Irlandia dan AS. Keterangan tambahan mengenai Perusahaan ini tersedia di http://www.canopusbiopharma.com. SUMBER: Canopus BioPharma INC Kontak untuk media saja: Kontak Canopus BioPharma Inc: Len Rothstein, Presiden, Tel. 818-980-5008, Fax. 818-980-5088, len@canopusbiopharma.com; Prof Jiahai Lu, Sun Yat-sen University, Tel. 20-8733-0605, jiahailu@yahoo.com.cn

Pewarta: prwir
Editor: PR Wire
COPYRIGHT © ANTARA 2008