Beijing (ANTARA News) - Wakil Presiden M Jusuf Kalla mengatakan akan melakukan pembicaraan ulang mengenai kontrak ekspor LNG Tangguh untuk provinsi Fujian, China. "Kontrak LNG Tangguh yang ditandatangani 2002 lalu, kalau dilihat hari ini sangat jauh harganya. Karena itu kita ingin bicarakan lagi soal kontrak itu," kata Wapres Jusuf Kalla kepada wartawan di Beijing, China. Sebelumnya Wapres melakukan pertemuan beberapa pengusaha China antara lain, Bank Exim China, Goadian Corporation, Petro China, Quchopa serta China Huandian. Menurut Wapres, kontrak ekspor LNG Tangguh dinilai sangat merugikan Indonesia. Wapres menjelaskan kontrak LNG Tangguh yang ditanda tangani 2002 tersebut menyebutkan nilainya sebesar 3,3 dolar AS per mmbtu. Sementara, tambah Wapres saat ini harga LNG di pasar internasional saat ini berkisar 20 dolar AS. Karena itulah, tambah Wapres pemerintah Indonesia ingin melakukan pembicaraan ulang mengenai kontrak tersebut. Wapres juga menjelaskan bahwa Indonesia yang mengusulkan kontrak LNG dikaitkan dengna harga minyak. Dan hal itu, tambah Wapres diterima seluruh negara sehingga saat ini mereka menggunakan rumusan/formulasi tersebut. "Eh..tiba-tiba untuk kontrak Tangguh ini kita keluar dari (rumusan) itu," kata Wapres. Dalam kunjungan tiga hari ke China Wapres selain menghadiri penutupan olimpiade juga akan melakukan pembicaraan dengan Presiden China Hu Jintao dan Wapres China Xi Jinping. Pertemuan dengan Presiden Hu Jintao dan Wapres Xi Jinping tersebut salah satu agendanya akan digunakan untuk membicarakan soal kontrak LNG Tangguh. Sebelumnya pemerintah China telah menyatakan kesediannya untuk melakukan pembicaraan ulang mengenai hal tersebut dan bersedia menaikkan harga hingga 3,8 dolar AS/mmbtu.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2008