Medan (ANTARA News) - Impor benih atau kecambah sawit Indonesia diperkirakan terjadi hanya sampai tahun 2009 dan setelah itu justru akan terjadi kelebihan produksi. "Pemerintah sudah mewanti-wanti produsen dengan kemungkinan terjadinya kelebihan produksi mulai tahun 2010, menyusul terjadinya penurunan permintaan kecambah di dalam negeri akibat terbatas dan bahkan tidak adanya lagi lahan untuk pengembangan sawit," kata Dirjen Perkebunan Deptan, Ahmad Manggabarani di Medan, akhir pekan. Dia berbicara di sela-sela kunjungan Menteri Pertanian, Lingkungan dan Pangan Belanda, Gerda Verburg dan rombongan ke Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan. Menurut dia, pada tahun 2010 permintaan kecambah sawit di dalam negeri diperkirakan tidak lagi sampai sekitar 230 juta seperti terjadi dalam dua tahun terakhir ini yang menyebabkan Indonesia terpaksa mengimpor kecambah. Hingga Agustus, kata dia, impor kecambah sawit Indonesia sudah berkisar 26 juta yang dipasok dari Costarica, Malaysia dan Papua Nugini. Hingga akhir tahun, ada tambahan impor lagi sekitar 10 juta hingga 20 juta karena produksi kecambah dalam negeri yang sudah meningkat menjadi sekitar 176 juta dari 160 juta sebelumnya tidak juga mencukupi kebutuhan dalam negeri yang diperkirakan berkisar 230 juta. "Dewasa ini lonjakan permintaan kan karena banyaknya perluasan tanaman. Tapi perluasan tanaman itu tentu tidak mungkin terus terjadi karena lahannya pasti semakin terbatas," katanya. Tahun 2009 saja, kata dia, pertambahan areal sawit tidak besar atau hanya sekitar 800 ribu hingga 1 juta hektare dari 6,7 juta hektare dewasa ini. Sudah seharusnya produsen mengantisipasi kemungkinan penurunan permintaan kecambah, apalgi ekspor kecambah juga masih diragukan mengingat keterbatasan lahan juga dialami negara produsen lain, katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2008