Jakarta (ANTARA News) - Kampanye tentang bahaya kanker serviks terus dilakukan kaum perempuan Indonesia melalui berbagai upaya, salah satunya lewat perhiasan bertakhta berlian yang dirancang oleh desainer perhiasan, Julia Hadiprawira. "Saya telah sampai pada titik dimana kepuasan batin menjadi lebih utama. Saya telah lama menekuni usaha penjualan perhiasan ini dan merasa telah saatnya berbuat lebih banyak lagi demi kepentingan sosial," ujar Julia dalam pameran Karya Seni di Ulang Tahun Mitra Seni Indonesia yang berlangsung di Jakarta, Rabu. Julia, pemilik rumah perhiasan Alexandra Lee di Jakarta ini mengungkapkan dirinya tergugah untuk turut berkampanye dalam pencegahan kanker serviks karena mendapat banyak informasi mengenai bahaya penyakit tersebut bagi perempuan. "Saya mendonasikan sebagian hasil penjualan perhiasan berbentuk logo kampanye kanker serviks yang menyerupai simpul berbentuk segitiga," katanya. Satu set perhiasan yang didesain oleh Julia adalah anting-anting, cincin, dan bros. Ia mencontohkan anting-antingnya bertabur berlian berlapis emas putih, dihiasi batu safir dan rubi, serta sebuah mutiara putih menggantung di salah satu sudut segitiga yang menjuntai ke bawah. "Cincinnya didesain hampir sama dengan antingnya, tapi mutiaranya untuk cicin ditempatkan di atas segitiga logo kanker serviks sehingga terlihat lebih anggun dan cantik," kata perempuan lulusan Institut Gemologi Adamas Jakarta dan mengikuti pendidikan perancang perhiasan di Hongkong ini. Julia mulai mendisain perhiasan sekitar tahun 1988. Awalnya membuat desain hanya sebagai hobi saja, namun perlahan ide kreatifnya muncul dan mulai menghasilkan karya-karya yang unik dan berciri khas. Selain mengembangkan bisnisnya di Jakarta, Julia juga mulai merambah pasar Solo, Yogyakarta, Medan, Padang, Singapura, Malaysia, hingga Amerika Serikat. "Kini saya tidak hanya membawa koleksi rancangan saya yang terbaru, tapi juga membawa misi khusus untuk menyebarluaskan pengetahuan tentang kanker serviks. Saya ingin menggugah setiap perempuan yang saya temui untuk segera melindungi dirinya dengan vaksinasi serta melakukan deteksi dini secara reguler," demikian katanya.(*)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2008