Jakarta (ANTARA News) - Kalangan Perbankan membentuk "Banker Association for Risk Management" (BARa/Asosiasi Bankir Pengelola Risiko) untuk memperkuat sumber daya manusia di industri perbankan dalam pengelolaan risiko perbankan. "Ada beberapa faktor kunci agar berhasil menerapkan manajemen risiko di perbankan Indonesia, diantaranya ketersediaan sumber daya manusia yang kompeten dan berkualitas serta pola kerjasama yang erat antarbankir dalam menerapkan manajemen risiko melalui komunikasi," kata Kepala Eksekutif BARa di Jakarta, Jumat. Ia menerangkan, manajemen risiko di Indonesia dibutuhkan untuk memperkuat industri perbankan selaras dengan upaya memperkuat ketahanan industri perbankan melalui implementasi Basel II. Prioritas pertama asosiasi adalah menyusun sistem sertifikasi manajemen risiko perbankan bekerjasama dengan Lembaga Sertifikasi Profesi Perbankan (LSPP). Ketua Umum Ikatan Bankir Indonesia Agus Martowardojo mengatakan, pertumbuhan industri perbankan yang semakin kompleks ini membutuhkan sumber daya manusia pengelola risiko yang andal. Adanya asosiasi khusus kalangan pengelola risiko bank membuat upaya peningkatan kemampuan para bankir dalam mengelola risiko terwadahi. Sementara, Ketua Perhimpunan Bank-bank Umum Nasional (Perbanas) Sigit Pramono menegaskan bahwa prinsip kehati-hatian dalam bisnis perbankan adalah sebuah keharusan. "Bisnis perbankan adalah bisnis kepercayaan sehingga pengelolaan risiko perbankan yang andal membuat perbankan tumbuh sehat," kata Sigit. Nantinya, secara struktural organisasi BARa akan menjadi bagian dari Ikatan Bankir Indonesia (IBI). (*)

Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2008