Denpasar (ANTARA News) - Tim kesenian Bali yang mengikuti berbagai kegiatan bertaraf internasional maupun promosi pariwisata, berpikir praktis dengan membuat perangkat gamelan pengiring yang mudah dirakit dan bobotnya ringan. "Untuk merakit gamelan dengan bobot ringan itu perlu persiapan waktu dan biaya ekstra," kata Ketua Sanggar Tri Pusaka Sakti Batuan, Gianyar, I Nyoman Budi Artha, S.Sn, MSi di Denpasar, Sabtu. Ia mengatakan, untuk memimpin tim kesenian Bali mengadakan lawatan ke Jepang, 3-20 September 2008, seharusnya membawa perangkat gamelan seberat 600 kg. "Perangkat gamelan seberat itu biaya angkutan udara Bali-Jepang dan sebaliknya cukup mahal. Tidak terjangkau kantong kami," ujar Budi Artha yang memimpin tim kesenian Bali beranggotakan 13 seniman andal. Untuk menekan biaya angkutan barang sekecil mungkin, terpaksa membuat perangkat gamelan baru dari bahan-bahan yang ringan, namun tidak mengurangi makna dan arti gamelan untuk iringan pementasan. Dengan cara itu berat instrumen musik tradisional Bali dapat dikurangi dari 600 kg menjadi hanya 250 kg. Budi Artha akan mengadakan lawatan ke Jepang selama 18 hari, 3-20 September 2008, untuk mengadakan serangkaian pementasan memeriahkan peringatan 50 tahun hubungan persahabatan Bali-Jepang. Pementasan di sejumlah kota besar Negeri Sakura menyajikan hiburan kepada masyarakat setempat yang antusias ingin menyaksikan penampilan seniman Pulau Dewata. Keberangkatan tim kesenian Bali itu atas undangan dan sponsor Midori Matsuzawa, direktur sebuah organisasi "Networking for Balinese & Asian Performing Arts.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2008