Brisbane (ANTARA News) - Dewan Imam Nasional Australia (ANIC) menetapkan 1 September 2008 sebagai awal puasa Ramadhan 1429 Hijriyah bagi kaum Muslimin di negara itu, sesuai dengan hasil rukyat. Informasi yang dihimpun ANTARA dari Queensland Muslims di Brisbane, Minggu malam, menyebutkan, keputusan ANIC itu didasarkan pada hasil rukyat (pengamatan munculnya bulan) yang dikonfirmasi Imam Shabir. Hidayat Amir, mahasiswa Indonesia yang mengambil program doktoral bidang ekonomi di Universitas Queensland (UQ), mengatakan, ia mengikuti keputusan Queensland Muslim ini. Sementara itu, untuk menyemarakkan Ramadan, Queensland Muslims antara lain menyelenggarakan kuis Ramadan dan memberikan layanan pesan singkat (SMS) tentang hasil rukyat Ramadan kepada umat Islam, termasuk Muslim Indonesia. Pelayanan SMS itu bekerja sama dengan Masjid Holland Park. Sepanjang bulan Ramadan, pengurus Masjid Holland Park menyediakan panganan berbuka (iftar) dan makan malam bagi para jamaah. Salah satu masjid utama di Brisbane itu juga menggelar pengajian bersama Imam Uzair Akbar seusai shalat Tarawih. Pengurus masjid itu juga merencanakan khataman (tamat membaca) Al Qur`an pada malam ke-27 Ramadhan. Selain dapat mengikuti acara berbuka bersama di Masjid Holland Park, umat Islam Queensland juga bisa mengikuti kegiatan yang sama setiap Sabtu dan Minggu di Masjid Bald Hills. Bagi komunitas Muslim yang tidak jauh dari Masjid Darul-Uloom Buranda, mereka bisa mengikuti acara berbuka puasa bersama setiap hari. Selama Ramadan, Perhimpunan Masyarakat Muslim Indonesia (IISB) juga menyelenggarakan kegiatan berbuka puasa bagi Muslim Indonesia dan mancanegara di musholla Universitas Queensland setiap Sabtu. Di negara bagian Queensland, umat Islam tidak hanya dapat dijumpai di kota Brisbane dan sekitarnya, tetapi juga di kota-kota lain seperti Bundaberg, Cairns, Gold Coast, Ipswich, Mackay, Mount Isa, Noosa (Sunshine Coast), Toowoomba, dan Townsville. Muslim Indonesia di Canberra Sebelumnya, konfirmasi tentang dimulainya puasa Ramadan pada 1 September juga datang dari komunitas Nahdlatul Ulama (NU) di kota Canberra. Ketua Tanfidziah Pengurus Cabang Istimewa (PCI) NU Australia-Selandia Baru, HS Eko Zuhri Ernada, mengatakan, para anggota NU yang tinggal di kota Canberra dan sekitarnya mulai berpuasa mulai Senin (1/9) mengikuti keputusan pengurus masjid setempat. "Komunitas NU di Canberra menghargai toleransi dengan masyarakat (Muslim) setempat," katanyanya. Kandidat doktor yang meneliti perbandingan masalah kebebasan beragama di negara-negara di kawasan Timur Tengah dan Indonesia itu mengatakan, PCI NU Australia-Selandia Baru tidak melakukan rukyat (melihat bulan) sendiri tetapi mengikuti keputusan masjid dimana komunitas NU berada. Bagi umumnya umat Islam di Canberra, termasuk kalangan NU, puasa pertama jatuh pada 1 September sehingga Minggu malam (31/8) adalah hari pertama shalat Tarawih. "Minggu malam ini kita sudah mulai tarawih," katanya. Kebijakan mengikuti keputusan pengurus masjid di mana kalangan NU di Australia berada itu juga didasarkan pada kenyataan bahwa NU tidak memiliki masjid sendiri yang dapat memberikan pelayanan kepada jamaahnya jika pengurus mengambil keputusan sendiri berkaitan dengan penetapan Ramadhan, katanya. Selain di Canberra, sekitar 500 anggota PCI NU Australia-Selandia Baru juga berdomisili di berbagai kota utama negara bagian Northern Territory (NT), New South Wales, Queensland, Victoria, Australia Selatan, Australia Barat, dan Tasmania. Umumnya mereka adalah mahasiswa, residen tetap dan kaum pekerja, katanya. Di seluruh Australia, terdapat lebih dari 340 ribu orang Islam. Mereka berasal dari beragam bangsa.(*)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2008