Saint Paul, Amerika Serikat, (ANTARA News) - Dalam landasan yang dikeluarkan pada hari pembukaan konvensi nasionalnya, Partai Republik Amerika Serikat mensahkan kebijakan keras mengenai hampir semua masalah imigrasi. Kebijakan itu mungkin menjauhkan partai tersebut dari mereka yang mendukung pendekatan yang lebih seimbang. "Keamanan perbatasan penting keamanan nasional. Dalam masa terorisme, kartel narkotika, dan gerombolan kriminal, sehingga memungkinkan jutaan orang yang diidentifikasi untuk masuk dan berada di negeri ini menimbulkan resiko besar bagi kedaulatan Amerika Serikat dan keamanan rakyatnya," demikian antara lain isi dokumen setebal 60 halaman tersebut. "Kita semata-mata harus mampu melacak siapa yang masuk dan keluar dari negara kita," katanya. Dokumen tersebut menyerukan penerapan peraturan hukum di perbatasan AS dan di seluruh negeri itu, demikian diwartakan Xinhua. "Peraturan hukum berarti memberi jaminan kepada penerapan hukum perangkat tersebut dan koordinasi untuk mendeportasi penjahat asing tanpa penundaan --dan memperbaiki putusan pengadilan yang telah membuat pendeportasian jadi sangat sulit," katanya. "Itu bukan berarti pemberian surat izin mengemudi kepada orang asing yang masuk secara tidak sah, dan juga bukan berarti bahwa negara bagian mesti diperkenankan melecehkan hukum federal dengan melarang mereka memberikan biaya pendidikan di dalam negara bagian bagi pendatang gelap." "Ini juga bukan berarti bahwa pendatang gelap mesti menerima jaminan keamanan sosial, atau jaminan lain kemasyarakatan, kecuali yang disediakan oleh hukum federal," katanya. Dokumen tersebut juga menyuarakan penentangan kuat bagi pemberian pengampunan, dan menyatakan kebijakan semacam itu akan mendorong atau memberi imbalan kepada pendatang gelap dan merendahkan peraturan hukum. Saat Badai Gustav menerjang negara bagian AS selatan, Kovensi Nasional Partai Republik dimulai dengan sidang pembukaan yang jauh lebih singkat di St. Paul, Minnesota, Senin sore, sementara agenda hari berikutnya masih belum pasti. Dengan pembatalan pidato yang direncanakan oleh Presiden George W. Bush dan Wakil Presiden Dick Cheney, sidang pembukaan hanya berlangsung dua jam dan kebanyakan dipusatkan pada kegiatan resmi konvensi. Hingga akhir sidang, Ibu Negara Laura Bush dan Cindy McCain, istri calon presiden dari Partai Republik John McCain, berbicara di podium, dan mendorong "delegate" untuk memberi sumbangan bagi upaya bantuan badai.(*)

Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2008