Bangkok (ANTARA News) - Perdana Menteri Thailand Samak Sundaravej Selasa mengatakan, bahwa para pelaku aksi protes harus meninggalkan kompleks utama pemerintah yang mereka duduki selama sepekan, dan memberlakukan darurat negara di Bangkok. "Tak seorangpun berhak untuk melakukan tindakan demikian, seperti yang mereka lakukan," katanya dalam konferensi pers yang disiarkan secara nasional. "Saya tak punya pilihan lain kecuali mengumumkan negara dalam keadaan darurat di Bangkok dalam rangka memecahkan masalah seluruhnya. Pihak militer dan polisi akan melaksanakan hal itu," katanya. Samak juga meyakinkan kembali kepada penduduk Bangkok bahwa negara dalam keadaan darurat yang diumumkan Selasa pagi tak menghentikan kegiatan rutin mereka. Ia mengatakan hal itu tidak terjadi dalam tempo lama. "Negara dalam keadaan darurat ini tidak akan berlangsung lama," katanya menambahkan. Meskipun demikian `suatu jam malam tidak akan diberlakukan.` Dia juga menuduh para pelaku aksi protes dari Aliansi Rakyat untuk Demokrasi (PAD) tak hanya berusaha untuk memaksa dia mundur, tapi juga mengganti sistem pemerintahan di Thailand. "PAD telah mengatakan dengan jelas bahwa mereka tidak akan berhenti bahwa jika saya mundur atau menyerukan pemilihan baru. Mereka ingin memberlakukan satu politik model baru," katanya. PAD juga bermaksud memutus kekuatan-kekuatan dari pejabat-pejabat yang dipilih, dengan mengatakan bahwa 70 persen dari kursi di parlemen harus diisi oleh tokoh-tokoh yang ditunjuk. Para anggota PAD mengatakan, demokrasi hanya meningkatkan korupsi, dan menuduh para pemimpin yang dipilih telah membeli suara dan mengatakan bahwa penduduk desa yang miskin takkan percaya lagi dengan pemungutan-pemungutan suara. (*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2008