Bandung (ANTARA News) - Penjualan sektor ritel pada awal Bulan Puasa 2008 meningkat 25 persen terutama untuk komoditi tertentu yang menjadi kebutuhan selama puasa dan lebaran. "Kenaikan penjualan sektor ritel awal puasa tahun ini lebih tinggi dibandingkan puasa tahun lalu. Kenaikannya mencapai 25 persen," kata Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Jabar, Hendri Hendarta di Bandung, Rabu. Peningkatan penjualan terjadi pada sektor sembako, antara lain gula, tepung terigu, sirup, telur, daging serta minyak goreng. Penjualan bumbu masakan juga meningkat signifikan. Namun demikian, gula pasir, minyak goreng, terigu dan tepung mengalami peningkatan setiap harinya. "Berbeda dengan telur dan daging ayam maupun sapi kenaikannya terjadi sebelum puasa, setelah puasa penjualannya cenderung menurun," kata Hendri. Ia memprediksi, kenaikan penjualan sektor ritel akan berlangsung hingga Lebaran 2008 mendatang. Puncaknya, kata Hendri, akan terjadi pada H-7 lebaran dimana warga banyak berbelanja untuk keperluan Hari Raya Idul Fitri. Akibatnya, kata Hendri, stok barang di ritel terus menurun. Ia mengakui stok barang yang ada saat ini belum memenuhi permintaan. Pemenuhan kebutuhan masyarakat saat ini berkisar 70 persen hingga 75 persen. "Menjelang Lebaran 2008 mendatang, kami upayakan lonjakan permintaan tak menguras stok yang ada, mudah-mudahan saja distribusi barang lancar sehingga harga tetap stabil," katanya. Sejauh ini, kata Hendri Hendarta, pasokan sembako seperti beras, gula pasir, terigu, sirup dan lainnya cukup aman. Khusus untuk bulan puasa ini ritel menambah stok barangnya hingga 20 persen. "Pasokan gula pasir masih cukup, sehingga harga jualnya masih stabil di kisaran Rp5.900 per kilogram," kata Hendri menambahkan. Sementara itu peningkatan penjualan juga di sektor sandang. Beberapa outlet dan tempat penjualan pakaian dan bahan sandang lainnya di Kota Bandung juga telah mengalami peningkatan penjualan. Sebagian warga kota itu memilih menyiapkan pakaian lebaran lebih awal.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2008