Jakarta (ANTARA News) - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginstruksikan para menteri ekonomi Kabinet Indonesia Bersatu mengendalikan harga kebutuhan pokok yang meningkat saat ini. Ketua Komite Tetap Fiskal dan Moneter Kadin Indonesia, Bambang Soesatyo, di Jakarta, Rabu mengatakan, Kadin Indonesia memberikan apresiasi kepada Presiden yang telah melakukan intervensi dengan mengeluarkan instruksi kepada para menteri dan Pertamina untuk membatalkan kenaikan harga gas elpiji. "Namun, idealnya intervensi Presiden tidak hanya pada harga gas elpiji, tapi juga terhadap semua kebutuhan pokok rakyat yang cenderung meningkat pada saat Bulan Ramadan dan menjelang Lebaran nanti," katanya. Oleh karena itu, tambahnya, pihaknya meminta Presiden membatalkan toleransi pemerintah (cq Mendag) terhadap kenaikan harga pangan 5-10 persen. Ia berharap intervensi Presiden tersebut dapat memotivasi para menteri ekonomi untuk melakukan langkah bersama mengintervensi pasar guna mengendalikan harga sembako. Menurut Bambang, sampai pekan ini rata-rata kenaikan harga bahan pangan sudah mencapai kisaran 25 persen. Terkait dengan intervensi Presiden agar rencana kenaikan harga gas elpiji dibatalkan, Bambang mengatakan intervensi tersebut sebenarnya agak terlambat, karena para spekulan sudah menahan dan mempermainkan harga gas elpiji sehingga harga naik di atas kebijakan Pertamina. "Bahkan di beberapa daerah, gas elpiji ukuran tabung kecil sudah kosong. Keterlambatan presiden mencegah kenaikan harga gas elpiji membuktikan buruknya koordinasi para menteri," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2008