Surabaya (ANTARA News) - Jalan-jalan raya yang dikelola Pemprov Jatim sudah siap digunakan untuk arus mudik bagi warga yang melintasi Provinsi Jatim, karena pengerjaan dan perbaikan jalan yang dianggarkan Dinas PU Bina Marga selama 2008 sudah selesai 90 persen. Kasubdin Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Dinas PU Bina Marga, Herry Budianto mengemukakan hal itu di Surabaya, Sabtu. "Khusus pekerjaan jalan sudah selesai, tinggal pekerjaan jembatan yang memang membutuhkan waktu cukup panjang, sehingga melewati lebaran, namun jembatan tersebut sifatnya hanya mengganti dan jembatan lama tetap bisa berfungsi untuk melayani jalur lebaran," ujar Herry. "Dinas PU Bina Marga memang menangani jalan provinsi kira-kira sepanjang 2000 Kilometer, jalan-jalan yang sudah selesai pengerjaannya seperti Mojosari - Porong, Legundi - Bunder - Lamongan, sepanjang Surabaya - Lamongan, Bojonegoro - Nganjuk dan Jombang - Mojokerto," katanya. Herry mengatakan sejumlah ruas jalan ada yang rawan banjir dan longsor, sehingga perlu diwaspadai oleh pengguna jalan, diantaranya jalur Malang - Batu hingga Kediri yang rawan longsor saat hujan, kemudian antara Madiun - Ponorogo - Pacitan, yang sewaktu-waktu terjadi longsoran batu yang menutup badan jalan. Selain itu terdapat ruas jalan yang bergelombang seperti antara Bojonegoro - Padangan - Ngawi, katanya. "Prinsipnya dalam rangka lebaran jalan provinsi siap, kecuali jembatan Kedungjati di ruas jalan Bojonegoro - Nganjuk yang panjangnya 60 meter, kemudian jembatan Beng antara Mojokerto - Kertosono yang panjangnya 40 meter, yang lainnya di Jember ada jembatan Yoso tetapi jembatan lama tetap bisa digunakan untuk melayani lalu lintas," katanya. Menurut Herry, jembatan lama yang platnya rusak, ditutup dengan plat baja, sehingga aman untuk pengguna jalan saat lebaran, sedangkan jembatan baru sendiri baru selesai akhir Oktober. "Saat ini terdapat 14 posko lebaran se-Jatim di masing-masing balai pemerliharaan jalan, kemudian ditambah dua posko di Surabaya. Posko tersebut dilengkapi peralatan berat seperti dump truk dan eskalator untuk mengantisiapsi kondisi darurat," katanya. Ia menjelaskan, Posko tersebut dilengkapi personel yang `stand by` dan bisa kontak dengan polisi dan perhubungan sewaktu waktu diperlukan, katanya. Tentang jalan alternatif, dia mengatakan sebetulnya jalan provinsi termasuk jalur alternatif, karena jalur utama adalah jalan nasional. "Jalan nasional tersebut kalau dari utara adalah jalur pantura mulai Jateng - Tuban - Lamongan - Surabaya, jalur tengah melalui Sragen - Mantingan - Ngawi - Jombang - Mojokerto, selatan mulai dari Jateng - Ponorogo - Tulungagung. Kalau jalan provinsi melintang sehingga bisa jadi jalur alternatif jalan nasional," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2008