Islamabad (ANTARA News)- Asif Ali Zardari, suami mendiang mantan PM Benazir Bhutto, meraih kemenangan dalam pemilihan presiden Pakistan, menurut hasil tidak resmi. Zardari, yang diduga kuat akan memenangkan pemilihan itu, meraih 458 dari 702 suara legislator, kata hasil sementara Komisi Pemilu. "Ini bukan hanya kemenangan untuk Tuan Zardari dan Partai Rakyat Pakistan tetapi adalah kemenangan untuk cita-cita sistem politik demokratis Benazir Bhutto," kata jurubicara partai pimpinan Benazir itu Farzana Raja sementara para pekerja partai meneriakkan slogan "panjang umur Beazir Bhutto". Benazir tewas akibat serangan bunuh diri pada 27 Desember. Para anggota parlemen yang memiliki dua majelis dan empat dewan provinsi memilih pengganti Pervez Musharraf, yang mengundurkan diri bulan lalu. Para investor mengharapkan pemilihan itu akan membawa stabilitas setelah pertikaian politik berbulan-bulan yang membuat anjloknya pasar bursa dan menurunnya nilai mata uang rupee. Zardari harus menangani masalah-masalah dalam negeri yang menimbulkan kekuatiran yang meningkat bagi prospek sekutu AS yang memiliki senjata nuklir itu dan ekonominya morat marit. Menegaskan bahaya itu, seorang pembom mobil bunuh diri menyerang sebuah pos polisi di kota Peshawar menewaskan paling tidak 10 orang, lima diantara mereka adalah polisi dan mencederai sekitar 40 lainnya. Ledakan bom itu juga menghancurkan kantor polisi itu dan menjatuhkan atap gedung -gedung terdekat. Beberapa orang masih terkurung dalam reruntuhan, kata kepala polisi provinsi itu Malik Naveed Khan. Sasaran pembom itu mungkin dewan provinsi itu, di mana para anggota sedang memberikan suara mereka dalam pemilihan presiden, katanya. Zardari, 53 tahun, sekutu dekat AS dan berulangkali menegaskan komitmen Pakistan pada operasi terhadap kelompok garis keras. Tetapi ia akan memangku jabatan saat Pakistan marah pada AS yang meningkat setelah satu serangan berdarah pasukan darat AS di satu desa terpencil di perbatasan Afghanistan, Rabu, demikian Reuters.(*)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2008