Banda Aceh (ANTARA News) - Rujak Aceh masih menjadi menu favorit berbuka puasa bagi masyarakat di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), meski makanan yang disajikan di waralaba asing seperti KFC dan pizza di Kota Banda Aceh juga terlihat marak. "Rujak khas Aceh masih menjadi salah satu menu yang kami gemari setelah makan nasi saat berbuka puasa," kata Citra Dewi, salah seorang warga Kelurahan Beurawe, Kota Banda Aceh, Sabtu. Ia menjelaskan, rujak khas Aceh itu menjadi santapan setelah selesai melaksanakan salat Tarawih, namun sebagian memang dijadikan sebagai makanan "pencuci mulut" setelah berbuka puasa pada setiap Ramadan 1429 H. "Rujak khas Aceh itu terdiri dari berbagai macam buah-buahan, kacang tanah, gula merah (manisan). Buah-buahan cukup baik untuk melancarkan pencernaan, namun rujak pada bulan puasa itu biasanya tidak pedas," tambahnya. Senada dengan itu, remaja Aceh Farid Ova (15), menyatakan meski terkadang banyaknya menu masakan lain, seperti produk KFC dan pizza, namun rujak khas Aceh itu tidak pernah terlewati menjadi santapan istimewa setelah berbuka puasa. "Setiap hari, keluarga kami menyediakan rujak Aceh disamping berbagai menu berbuka lainnya. Rujak khas Aceh itu tidak pernah terlewati bagi keluarga kami setiap puasa Ramadan," tambahnya. Lain halnya dengan Faisal selaku penjual rujak khas Aceh. Ia menyatakan omset dagangannya setiap hari rata-rata mencapai 40-50 bungkus/hari dengan harga jual Rp5.000/bungkus. "Saya berjualan rujak khas Aceh hanya pada sore hari selama puasa Ramadan," katanya. Selain rujak khas Aceh, air tebu dan kelapa muda juga menjadi minuman yang cukup digemari masyarakat muslim pada setiap bulan puasa di provinsi berjuluk Serambi Mekah itu. Pada bulan puasa, harga kelapa muda yang dijual para pedagang saat ini naik berkisar Rp3.500-Rp4.000/butir, sementara pada hari-hari biasanya berkisar Rp2.500/butir.(*)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2008