Bangkok (ANTARA News) - Perdana Menteri Thailand Samak Sundaravej yang ditentang, Ahad, mengatakan ia akan mengambil kesempatan menghadiri sidang Majelis Umum PBB pada akhir bulan ini untuk menjelaskan kepada Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dan para pemimpin negara lainnya bahwa pemerintahannya "masih dapat mengontrol situasi." Dalam pidato mingguannya di radio dan televisi, Samak mengatakan ia akan berpidato di Majelis Umum PBB pada 25 September, pada hari yang sama sidang pengadilan banding di Bangkok akan menetapkan putusannya mengenai kasus fitnah terhadap dia. Samak mengatakan ia telah menyurati pengadilan, dan mengatakan ia tidak bisa menghadiri sidang itu karena ia harus menghadiri pertemuan badan dunia tersebut. Suratnya akan dikirimkan kepada pengadilan itu pada Senin. Perdana Menteri itu secara blak-blakan mengatakan ia tidak khawatir atas kemungkinan kudeta militer untuk mengambil alih pemerintahannya saat ia tidak berada di negara itu. Militer sebelumnya melancarkan kudeta terhadap pendahulu Samak, Thaksin Shinawatra pada 19 September 2006, ketika mantan perdana menteri itu sedang berada di New York untuk berpidato di Majelis Umum PBB. Mantan PM Thaksin dan istrinya tidak bisa menghadiri sidang wajib di Bangkok dan kini mereka berada di Inggris, di mana mereka telah meminta suaka politik. Samak mengatakan ia harus menghadiri sidang Majelis Umum PBB untuk menginformasikan kepada masyarakat dunia bahwa kekacauan politik di Bangkok saat ini akibat pendudukan gedung kantor kabinet. Para pemrotes anti-pemerintah dari Aliansi Rakyat untuk Demokrasi menduduki gedung kantor kabinet itu pada 26 Agustus, dan meminta Samak dan kabinetnya untuk mengundurkan diri tanpa syarat, demikian Xinhua.(*)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2008