Jakarta (ANTARA News) - PT Pertamina (Persero) mendesak sejumlah badan usaha milik negara (BUMN) menyelesaikan tunggakannya, untuk menjaga arus kas perusahaan minyak dan gas itu serta menjamin kelanjutan suplai bahan bakar minyak di dalam negeri. Direktur Utama Pertamina Ari H Soemarno menyatakan, dalam kondisi sulit sekarang ini Pertamina kesulitan menanggung utang BUMN yang terus bertambah. Oleh karenanya, Pertamina minta pengertian BUMN untuk menyelesaikannya. "Kita meminta pengertian BUMN yang berutang menyelesaikannya," kata Ari H Soemarno di sela Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR-RI, di Gedung MPR/DPR di Jakarta, Senin. Menurut Ari, piutang Pertamina terbesar berada di PT PLN yang per 5 September 2008 mencapai Rp41,56 triliun, dengan rincian Rp9,42 triliun pada 2007 dan Rp32,144 triliun untuk periode Januari hingga Agustus 2008. Kemudian maskapai penerbangan Garuda Indonesia yang berutang Rp891 miliar dan 89,22 juta dolar AS. PT Sempati Air berutang 4,85 juta dolar AS atau sekitar Rp32,45 milar. "Sempati dinyatakan pailit, sehingga Pertamina menyadangkan pituang Sempati sebagai piutang tidak tertagih atau dihapusbukukan," tegas Ari. PLN lanjutnya, sudah berkomitmen menyelesaikan sampai akhir tahun, sedangkan dengan Garuda telah dicapai skema pembayaran dengan pola restrukturisasi. "Sudah ada kesepakatan penyelesaian, namun piutang Pertamina masih ada sisa yang harus diselesaikan tahun depan (2009)," katanya. Selain BUMN, institusi TNI juga berutang cukup besar kepada Pertamina yakni mencapai Rp6,612 triliun. (*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2008