New York (ANTARA News) - Dolar AS menguat Senin waktu setempat, atau Selasa pagi WIB, melesat ke posisi tertinggi 11-bulan terhadap euro dipicu berita pengambilalihan dua raksasa pembiayaan perumahan bermasalah Fannie Mae dan Freddie Mac oleh pemerintah yang mengurangi kekhawatiran terhadap ekonomi. Mata uang tunggal Eropa sempat jatuh menjadi 1,4053 dolar AS, posisi terendah sejak Oktober lalu. Kemudian diperdagangkan pada 1,4129 dolar pada 2100 GMT terhadap 1,4260 dolar akhir Jumat di New York. Dolar juga meningkat menjadi 108,27 yen dari 107,65 yen pada Jumat. Para analis mengatakan kejadian tak terduga pengambilalihan Fannie Mae dan Freddie Mac oleh pemerintah AS, yang juga memicu kenaikan di pasar saham global Senin, menawarkan harapan untuk sebuah pengenduran seretnya kredit dan perumahan. Berdasarkan rencana, kedua perusahaan akan mendapat direktur eksekutif yang ditunjuk pemerintah dan memberikan misi keuntungan bagi para pemegang saham. Departemen keuangan menyetujui suntikan dana 100 miliar dolar AS kepada masing-masing perusahaan yang disponsori pemerintah (GSEs) itu, jika diperlukan "Implikasi jangka pendeka untuk dolar adalah positif, jalan sementara menghindari sebuah pelarian besar-besaran dan tidak adanya kepercayaan yang telah turun tajam," kata Derek Holt dari Scotia Capital. Langkah tersebut merupakan sebuah intervensi pemerintah yang besar untuk mengatasi kerusakan dari kemerosotan terburuk sektor perumahan dalam satu dekade, yang telah mengganggu sistem perbankan dan mendorong kerugian miliaran dolar untuk Fannie dan Freddie. Upaya tersebut memberikan harapan akan kembalinya kepercayaan terhadap sistem keuangan dan perumahan, yang dapat meminimalisir setiap kerugian. Analis Morgan Stanley Stephen Jen mengatakan langkah terakhir ini mengganti keadaan untuk pasar uang, sejak banyak bank sentral, khususnya di Asia, telah memegang sebagian besar utang GSE. "Kajian kami bahwa sebagian besar bank sentral asing kemungkinan akan menghindari lebih banyak investasi di lembaga-lembaga AS dalam bulan-bulan mendatang, namun akan meningkatkan pembelian mereka pada surat berharga AS," tambah dia. "Pergantian rasa tak nyaman ini dimungkinkan karena AS masih memimpin sebagian besar pasar-pasar keuangan likuid di dunia, ketika pasar global bergejolak, dolar masih mata uang yang dipegang, terutama untuk bank-bank sentral emerging market." Beberapa mengatakan rencana itu belum mengakhiri krisis perumahan sekalipun jika pemerintah AS menjadi "lender of last resort" (institusi terakhir pemberi pinjaman). "Dolar telah rallty sejak pagi di tengah spekulasi bahwa pemerintah AS akan mengambillalih Fannie Mae and Freddie Mac, akan mengamankan sektor pertumahan," kata Terri Belkas dari Forex Capital Management. Dalam perdagangan terakhir di New York, dolar berada pada 1,1311 franc Swiss naik dari 1,1186 franc pada Jumat. Pound berada pada 1,7582 dolar turun dari 1,7653 dolar, demikian AFP.(*)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2008