Baidoa, Somalia (ANTARA News) - Seorang pria bersenjata menembak mati seorang anggota parlemen Somalia dalam pembunuhan terakhir di negara Tanduk Afrika yang dilanda kekacauan itu, kata beberapa saksi mata, Rabu. Mohamed Osman Maye diserang ketika ia meninggalkan sebuah masjid di Baidoa, ibukota provinsi tempat parlemen Somalia berada, pada Selasa malam, kata mereka. Saksi mata Ali Hussein mengatakan, seorang pria tak dikenal yang bersenjatakan pistol menembaknya tiga kali di dada sebelum melarikan diri. Para pejabat berjanji menyelidiki serangan itu, namun di masa silam mereka tidak banyak berhasil dalam menangkap pelaku pembunuhan serupa. "Tuhan tidak pernah memaafkan pembunuhan orang yang tidak berdosa," kata ketua parlemen Syeikh Aden Mohamed kepada Reuters. "Kami masih menyelidikinya dan berharap pada akhirnya kami bisa menangkap pelakunya." Kecurigaan mengenai pembunuhan umumnya ditujukan pada milisi suku dan gerilyawan Islamis yang memerangi pemerintah Somalia dan militer Ethiopia sekutu mereka. Namun, para pemimpin muslim garis keras menyatakan, pemerintah mendalangi pembunuhan-pembunuhan itu untuk mendiskreditkan mereka dan mendorong campur tangan masyarakat internasional. Sejak awal 2007, gerilyawan menggunakan taktik bergaya Irak, termasuk serangan-serangan bom dan pembunuhan pejabat, pekerja bantuan, intelektual dan prajurit Ethiopia. Ribuan orang tewas dan sekitar satu juta orang hidup di tempat-tempat pengungsian di dalam negeri akibat konflik tersebut. Pemerintah sementara telah menandatangani perjanjian perdamaian dengan sejumlah tokoh oposisi, namun kesepakatan itu ditolak oleh al-Shabaab dan kelompok-kelompok lain oposisi yang berhaluan keras. Washington menyebut al-Shabaab sebagai sebuah organisasi teroris yang memiliki hubungan dekat dengan jaringan al-Qaeda pimpinan Osama bin Laden. Somalia dilanda pergolakan kekuasaan dan anarkisme sejak panglima-panglima perang menggulingkan diktator militer Mohamed Siad Barre pada 1991, demikian Reuters.(*)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2008