Kediri (ANTARA News) - Para peneliti sampai sekarang masih kesulitan menemukan lokasi keberadaan Istana Kerajaan Majapahit, demikian Kepala Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Trowulan I Made Kusumajaya di Kediri, Kamis. "Penelitian yang dilakukan oleh empat perguruan tinggi kemarin, hanya menemukan pusat kota dan pusat sakral zaman Majapahit. Kalau istana kerajaannya belum ditemukan," kata Made. Pusat kota imperium terbesar nusantara kuno ini terletak di sebuah wilayah seluas 4 x 5 kilometer di Desa Segaran, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, kata tim peneliti lintas perguruan tinggi. Tim peneliti berasal dari Universitas Hasanuddin Makassar, Universitas Udayana Denpasar, Universitas Indonesia Jakarta dan Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Para peneliti juga menemukan kawasan seluas 11 x 9 kilometer yang dianggap sebagai pusat penyelenggaaran acara sakral oleh masyarakat jaman Majapahit dulu. Dalam penelitian itu juga berhasil menemukan sebuah batu kuno setebal 80 sentimeter yang dianggap pagar bangunan jaman Majapahit di bawah kekuasaan Raja Hayam Wuruk. Istana Kerajaan Majapahit diperkirakan ada di sekitar Segaran, tetapi peneliti belum bisa memastikan karena belum ditemukan adanya istana di situ, kata Made. "Kalau kami teliti lebih jauh, ternyata itu bagian dari strategi yang diterapkan Hayam Wuruk agar tidak mudah diserang musuh karena biasanya pusat kerajaan jaman dulu selalu berada di kawasan pantai yang memudahkan musuh menyerang dengan armada laut," jelasnya. Penelitian dari keempat perguruan tinggi itu baru mencapai target sekitar 20 persen. Menurut Made, penelitian sekarang difokuskan pada prilaku masyarakat Majapahit. "Para peneliti membandingkan prilaku masyarakat Majapahit itu dengan prilaku masyarakat Bali karena memang ada kemiripan," katanya. (*)

Pewarta: bwahy
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2008