Cirebon (ANTARA News) - Jumlah korban tewas akibat minuman keras yang diduga beracun di Indramayu, Jabar, bertambah menjadi 13 orang, setelah sejak Rabu malam (10/9) hingga Kamis dinihari (11/9) empat orang lagi meninggal dunia dalam kasus itu. Empat korban lagi yang tewas belakangan ini adalah Kodim (25) warga Desa Kedokangabus, Kecamatan Gabuswetan, Wastim (50) warga Desa Jatimunggul, Kecamatan Terisi, lalu Tadi (28) warga Desa Wirapanjunan, Kecamatan Kandanghaur yang tewas di Rumah Sakit Bhayangkara Indramayu (RSBI). Satu korban lagi Sapuah (40) warga Desa Gabuswetan yang tewas saat menjalani perawatan di Puskesmas Kandanghaur. Bukan saja korban yang tewas, korban-korban yang dalam kondisi kritis dan harus dirawat di rumah sakit pun bertambah. Tercatat ada satu orang korban kembali dilarikan ke RSBI yakni Ramadani (20) warga Desa Krimun, Kecamatan Losarang, serta tiga korban lain dibawa ke Puskesmas Kandanghaur adalah Zeni (16), Supriyanto (23), dan Raswan (25), ketiganya warga Desa Wirapanjunan, Kecamatan Kandanghaur. Sementara tiga korban sebelummya yaitu Supari (23) warga Desa Parean Girang, Kecamatan Kandanghaur, serta Kasdirah (27) warga Desa Parean, Kecamatan Kandanghaur, hari ini akan dirujuk ke sejumlah rumah sakit di Kabupaten Indramayu karena keadaannya makin kritis. Dengan adanya penambahan korban yang kritis tersebut, jumlah total warga yang mengalami kondisi kritis akibat pesta miras menjadi 18 orang yang masih dirawat di beberapa rumah sakit di Indramayu. Sebelumnya, tercatat ada 12 orang yang mengalami kondisi kritis, belum termasuk lima orang lainnya yang dilaporkan mengalami kondisi serupa dan dirawat di rumah masing-masing. Diduga masih banyak warga yang dirawat di rumah, namun sengaja ditutupi pihak keluarganya dengan alasan membuat aib keluarga. Salah seorang petugas Puskesmas Kandanghaur, Ato Irianto, menjelaskan, saat dibawa ke Puskesmas, para korban mengalami muntah-muntah dan pandangan mata yang berkunang-kunang sehingga mereka yang parah akan segera dirujuk ke rumah sakit yang peralatannya lebih lengkap. "Korban Sapuah meninggal karena sebelumnya menolak untuk dirujuk ke rumah sakit," katanya. Diduga miras merk vodka yang dikonsumsi itu mengandung kadar alkohol terlalu tinggi atau mempunyai kadar racun tertentu sehingga sangat mematikan ketika. Sebelumnya, dugaan penyebab mengarah pada penggunaan lotion anti nyamuk untuk mencampur miras, tetapi ketika sebaran korban cukup beragam akhirnya dugaan mengarah pada merk miras vodka yang dikonsumsi para korban. Masih belum jelas miras merk vodka produksi perusahaan mana yang dianggap berbahaya itu karena ada dugaan juga miras vodka yang diminum para korban tersebut juga palsu alias racikan dari sebuah industri rumahan. Polres Indramayu masih menunggu hasil laboratorium forensik Mabes Polri dari isi perut para korban yang rata-rata mengalami gejala sama yaitu pusing, muntah-muntah dan hilang kesadaran. (*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2008