Kuala Lumpur (ANTARA News) - Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) akan menerapkan aturan baru pada pertandingan Piala Thomas dan Uber, guna menghindari terjadinya masalah kontroversial seperti yang dilakukan Korea Selatan dalam turnamen tahun ini. Turnamen yang berlangsung di Jakarta, Mei, diwarnai dengan celaan ketika Manajer Tim Korsel, Kim Jong-Soo, mengatakan mereka menerapkan taktik di Piala Thomas dalam menghindari juara grup. Alasannya, katanya, agar mereka mendapatkan lawan yang lebih mudah diperhitungkan pada undian perempat final. Mereka kalah atas Inggris dan Malaysia, yang sebenarnya dianggap tim lebih lemah. Dewasa ini, penyelenggaraan turnamen bulu tangkis akan menerapkan tiga tim teratas dari tiga tim akan mendapat "bye" ke perempat final sedangkan dua tim lain memainkan laga eliminasi untuk masuk delapan besar. BWF menyatakan, kontroversi strategi itu merusak reputasi turnamen dan dianggap menipu penonton. Sekjen BWF, Stuart Borrie mengatakan kepada koran Malaysia Star, Jumat, pihaknya merencanakan menerapkan peraturan yang menutup lobang terjadinya masalah kontroversial itu. "Kami tidak dapat menyalahkan pelatih dan manajer tim. Ada peraturan dan tim peserta bisa melihat peluang untuk member yang terbaik kepada tim mereka," katanya kepada AFP. "BWF dan anggotanya ingin masalah ini diperhatikan. Kami sudah mendekati final untuk melaksanakan aturan yang membuat tim tidak bisa mengalah demi mencari yang terbaik bagi tim mereka," tuturnya. Borrie menambahkan, penting pula bagi tim yang maju ke final untuk menunjukkan status mereka bahwa tim yang terbaik yang maju ke pertandingan akhir. "Kami tahu bahwa Inggris tidak memiliki tim kuat pada putaran final karena mereka terfokus ke Olimpiade Beijing," katanya. "Pertandingan final Piala Thomas dan Uber harus merupakan pertandingan tim terkuat. Semua ini akan dibahas dalam pertemuan dewan eksekutip (di Lausanne bulan depan)," katanya. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2008