Gamcheon merupakan salah satu desa yang berada di perbukitan Busan, yang lokasinya menghadap ke arah laut dan pelabuhan. Wilayah ini terkenal karena tata letak rumah dan pemandangannya yang menyerupai Pulau Santorini di Yunani.
Di desa ini wisatawan dapat menikmati keindahan pesisir Busan, dan cantiknya warna warni bangunan di Gamcheon.
Sebagian orang bahkan menyebut wilayah ini sebagai "Lego Village" karena bangunan-bangunan yang berada di Gamcheon berbentuk kotak dengan warna warni pastel yang unik.
![](https://img.antaranews.com/cache/730x487/2019/11/16/20191115_100141_1.jpg)
Pemerintah kemudian membuka wilayah ini sebagai objek wisata dan cagar budaya pada tahun 2009 setelah dilakukan renovasi. Pemerintah juga menambahkan banyak restoran serta kafe, untuk menambah daya tarik wisatawan.
Kafe dan restoran serta toko cinderamata yang ada di wilayah Gamcheon juga dirancang unik dan dihiasi oleh berbagai benda seni.
Sekarang wilayah ini menjadi salah satu obyek wisata di Busan yang dikunjungi setidaknya 100.000 turis baik domestik maupun mancanegara.
![](https://img.antaranews.com/cache/730x487/2019/11/16/20191115_100519.jpg)
Pemerintah daerah berkolaborasi dengan beberapa seniman lokal untuk mempercantik wilayah Gamcheon.
Salah satu karya seni yang paling terkenal adalah susunan kayu berwarna warni yang membentuk ikan, yang terletak di dinding batu dekat pintu masuk desa Gamcheon.
![](https://img.antaranews.com/cache/730x487/2019/11/16/20191115_095042.jpg)
![](https://img.antaranews.com/cache/730x487/2019/11/16/20191115_095804_1.jpg)
Di desa ini juga terdapat sumur tua yang diberi nama Cheondeoksu, yang sudah tidak berfungsi.
Konon dahulu kala, seorang pria bernama Cheondeoksu menggali sumur tersebut karena daerah Gamcheon tergolong daerah kering dan sulit air.
![](https://img.antaranews.com/cache/730x487/2019/11/16/20191115_101847_1.jpg)
Namun hingga dia meninggal, air tak kunjung muncul dari sumur itu. Menurut masyarakat sekitar, tidak lama setelah Cheondeoksu meninggal, air kemudian keluar dari sumur tersebut.
Meskipun merupakan obyek wisata, bangunan-bangunan tersebut masih ditinggali oleh penduduk asli Gamcheon. Tidak jarang di depan rumah mereka, terpasang tanda supaya wisatawan dapat menjaga keheningan dan menghormati penduduk yang tinggal di Gamcheon.
![](https://img.antaranews.com/cache/730x487/2019/11/16/20191115_101111.jpg)
Dahulu rumah-rumah di Desa Gamcheon besarnya tidak lebih dari 21 meter persegi. Namun karena bertambahnya anggota keluarga dalam satu rumah, penduduk kemudian melakukan renovasi dengan menjadikan rumah-rumah tersebut bertingkat-tingkat. Hal ini dilakukan supaya bisa menampung lebih banyak anggota keluarga.
Untuk mengunjungi desa budaya ini, wisatawan tidak dipungut biaya. Namun wisatawan diharapkan dapat menjaga kebersihan dan ketenangan di wilayah ini.
Baca juga: Mengenal sejarah Busan di Taman Taejongdae
Baca juga: Gangwon suguhkan sensasi wisata musim dingin di Korsel
Baca juga: Pesona Nami Island pada musim panas Korea
Pewarta: Maria Rosari Dwi Putri
Editor: Ida Nurcahyani
COPYRIGHT © ANTARA 2019