Jakarta (ANTARA) - Tangkapan layar hasil dari kuis interaktif Forest mewarnai dunia maya, termasuk Instagram Stories para warganet.

Kuis interaktif buatan perusahaan Seekrtech punya tampilan gambar ilustrasi menarik dengan dominan warna pastel.

Tampilan utama laman Forest menyebut permainan ini berupa "plant your personal flower", menanam pohon sendiri. Kuis ini disebut-sebut untuk mengetahui seperti apa karakter diri dan karakter teman seperti apa yang akan cocok.

Salah satu contoh hasilnya adalah kepribadian yang diwakili bunga matahari, dengan judul "Radiates passion and positive vibes", memancarkan aura dan gairah positif atau kepribadian bunga mawar yang "unik dan penuh kasih sayang".

Baca juga: Forest, tes kepribadian yang viral di medsos

Baca juga: Profil Facebook dapat prediksi kinerja kerja seseorang


Mengapa tes kepribadian seperti ini digandrungi orang-orang?

Psikolog Sri Juwita Kusumawardhani mengatakan tes seperti itu banyak disukai karena jadi cara termudah untuk mengenali diri atau melabeli sendiri.

"Kita tidak pernah diajarkan di sekolah mengenai pengenalan diri sendiri, jadi banyak orang yang merasa tidak paham dengan dirinya," ujar psikolog yang akrab disapa Wita itu pada ANTARA.

Menurut Wita, orang dapat merasa nyaman ketika masuk ke dalam kategori tertentu sebab ada penjelasan mengenai diri mereka.

Baca juga: Kecanduan game online bisa mempengaruhi psikis anak

Baca juga: Game DreadOut karya anak negeri akan diangkat ke layar lebar


Bagaimana dengan validitasnya?

Wita menjelaskan setiap tes perlu dicek oleh pembuatannya untuk memastikan validitasnya. Setidaknya harus ada 30 sampel untuk memastikan apakah tujuan dari tes terpenuhi.

"Artinya harus berlandaskan teori. Nah, saya sudah coba cari untuk test forest tersebut tapi belum menemukan terkait nilai vailidity ataupun reliabilitynya."

Namun Wita belum menemukan nilai validitas dan reliabilitas dari tes kepribadian yang sedang viral ini.

"Jadi, ya menurut saya tes seperti ini menjadi lucu-lucuan saja, bisa jadi menggambarkan diri kita, kalau nggak ya jangan kaget karena pembuatan tesnya pun tidak tahu seperti apa."

Baca juga: Dokter paparkan perlunya batasan waktu anak bermain gawai

Baca juga: Video game sebagai "obat digital" anak berkebutuhan khusus

 

Dianggap iseng saja

Hal serupa diutarakan psikolog Yuli Suliswidiawati. Tes ini bisa jadi viral bila banyak orang yang iseng ingin tahu seperti apa kepribadiannya berdasarkan kuis interaktif tersebut.

Namun, Yuli mengingatkan agar orang-orang tidak terlalu serius mempercayai hasil dari kuis-kuis seperti ini.

"Bila itu terjadi, mungkin banyak orang yang dengan sadar tidak mengenal dirinya...Ujungnya jadi tidak percaya diri," kata Yuli.

Jika betul-betul ingin mengetahui seperti apa kepribadian masing-masing, dia menyarankan untuk mengikuti tes yang sudah jelas valid, seperti tes-tes psikologi yang diikuti orang-orang ketika mengikuti seleksi masuk perusahaan.

"Validasinya harus internasional dengan lintas budaya," kata dia.

Menurut Wita, lebih baik bertemu langsung dengan psikolog yang bisa menyediakan alat tes yang lebih jelas untuk menggambarkan kepribadian seseorang.

"Bukan hanya mengkotak-kotakan saja di satu kategori, karena pada dasarnya setiap manusia itu unik dan berbeda," ucap dia.

Baca juga: Video game lebih baik daripada televisi

Baca juga: Trik Giring Ganesha main gim bersama anak

 

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
COPYRIGHT © ANTARA 2019