Purworejo (ANTARA News) - Para petani Desa Grabag, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, tidak mau lagi menanam padi Supertoy HL-2 akibat gagal panen saat proyek uji coba hasil kerja sama dengan PT Sarana Harapan Indopangan (SHI). "Nanti jika mulai hujan sekitar Desember 2008, seperti biasa kita akan kembali menanam padi IR-64," kata Kasjono (59), petani Grabag usai menerima uang ganti rugi dari SHI di Purworejo, Sabtu. Ia mengaku, lahan sawahnya seluas 75 ubin mendapat ganti rugi dari SHI sekitar Rp1,78 juta sebagai modal menanam padi lagi pada musim hujan mendatang. Sebelum uji coba supertoy, Kasjono bersama petani lain biasa menanami sawahnya dengan padi jenis IR-64. Setiap 10 ubin, panenannya menghasilkan satu kuintal padi. Satu hektar sama dengan 714,28 ubin. SHI mempromosikan supertoy sekali tanam bisa tiga kali panen. Pada panen perdana April-Mei 2008 padi yang semula digembargemborkan menghasilkan 14 ton per hektar ternyata hanya 3,5 ton per hektar. Kemudian, panen kedua bahkan gagal. "Waktu panen pertama semua diambil SHI, kalau yang sekarang mungkin punya saya hanya sekitar 25 kilogram," katanya. Ia mengatakan, saat ini "singgang" supertoy miliknya sudah dibabati. Petani lain, Marjono (47), mengaku akan kembali menanam IR-64 saat musim hujan. "Nunggu air ada, nanti kembali ke IR-64, tidak lagi menanam supertoy," katanya. Marjono mengaku mendapat ganti rugi senilai Rp5,71 juta. Anggota Konsultan Pendamping Petani (KPP) SHI Bustanuddin membenarkan, para petani enggan menanam supertoy akibat gagal panen uji coba. Pembayaran ganti rugi dilakukan Sabtu (13/9) kepada 427 petani dengan lahan gagal panen seluas 96,22 hektar atau 69.277 ubin terdiri dari 878 petak. "Semua petani sudah mengambil uang ganti rugi," kata Bustanuddin. Cek dari SHI yang diterima Bupati Purworejo Kelik Sumrahadi untuk ganti rugi kepada petani mencapai Rp1.649.472.500, sedangkan realisasinya Rp1.648.792.600. Sisanya sebesar Rp679.900 akan segera dikembalikan kepada SHI. (*)

Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2008