Washington, (ANTARA News) - Badan Pengawasan Makanan dan Obat Amerika Serikat, FDA, pekan ini membuka kembali perdebatan mengenai bahan kimia pada produk plastik,termasuk botol bayi. Reuters melaporkan, satu panel ahli FDA pada hari Selasa dijadwalkan mengkaji rancangan laporan lembaga itu yang menyatakan bahwa bisphenol A, atau BPA, aman. Para pengecam berpendapat FDA telah mengabaikan bukti kuat bahwa BPA berbahaya. Para ahli mengenai racun di U.S. National Institutes of Health pada 3 September menyampaikan kembali pendapat mereka bahwa BPA menimbulkan "kekawatiran" karena berdampak yang membahayakan perkembangan prostat dan otak. Selain itu, BPA juga menimbulkan perubahan prilaku pada janin, bayi dan anak-anak. BPA digunakan untuk membuat plastik polikarbonat, bahan yang tak mudah hancur dalam bermacam produk mulai dari botol bayi, dan botol air, sampai perlengkapan medis dan peralatan olah raga yang aman. Bahan itu juga digunakan untuk membuat resin lem tahan lama yang dipergunakan sebagai pelapis pada sebagian besar kaleng makanan dan minuman serta tambalan gigi. Orang bisa saja mengkonsumsi BPA ketika zat tersebut terlepas dari plastik ke dalam cairan seperti formula bayi, air atau makanan di dalam botol. Kelompok perlindungan konsumen dan lingkungan hidup menyatakan banyak studi memperlihatkan bahan kimia itu dapat mempengaruhi bagaimana tubuh menyerap hormon estrogen, yang penting bagi perkembangan tubuh yang masih muda. Sementara itu, badan keselamatan makanan Uni Eropa pada bulan Juli menyatakan bahwa jumlah BPA yang ditemukan pada botol bayi tak dapat membahayakan kesehatan manusia.(*) Negara bagian AS termasuk California, Maryland, Minnesota dan Michigan sedang mempertimbangkan rancangan untuk melarang atau membatasi BPA pada produk buat anak-anak.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2008