Yala, Thailand, (ANTARA News) - Sedikitnya empat orang tewas dan sembilan lagi luka akibat rentetan serangan bom dan penembakan di daerah bergolak Thailand selatan, yang berpenduduk sebagian besar suku Melayu, kata polisi pada Selasa. Seorang bapak dan anak lelaki Melayu tewas akibat penembakan berkendaraan pada Selasa pagi saat mereka pulang dari menyadap karet di propinsi Yala, dekat perbatasan selatan dengan Malaysia, kata mereka, seperti diwartakan AFP. Pejuang kemudian meledakkan bom jalanan, yang ditujukan ke petugas penyelidik tempat pembunuhan itu, melukai empat polisi dan lima warga, kata polisi. Seorang laki-laki Melayu berumur 48 tahun ditembak tewas pada Selasa pagi, saat tiga pejuang di pikep menembak sewaktu ia di luar rumahnya di Narathiwat, propinsi terdekatnya, tambah mereka. Seorang laki-laki Melayu berumur 80 tahun ditembak tewas di Pattani, propinsi lain di dekatnya, pada Senin malam ketika ia berjalan pulang dari bersembahyang di mesjid di daerahnya. Lebih dari 3.400 orang tewas sejak kerusuhan perlawanan meledak empat tahun lalu di Thailand selatan, yang berpenduduk sebagian besar suku Melayu. Ketegangan di wilayah itu meledak sejak Thailand mencaplok kesultanan Melayu itu pada 1902. Sejak kekerasan terahir meledak pada 2004, pejuang tidak pernah menampakkan diri di depan umum atau menyatakan bertanggungjawab atas serangan bersenjata dan bom tiap hari di daerah penghasil karet berbatasan Malaysia itu. Dua pria Melayu tewas akibat penembakan terpisah di daerah bergolak Thailand selatan, kata polisi setempat pada Senin. Satu karyawan rumahsakit berumur 24 tahun ditembak punggungnya saat bermotor dari rumahnya di daerah Chao Ai Rong di propinsi Narathiwat, kata polisi. Secara terpisah, seorang karyawan berumur 41 tahun tewas akibat penembakan bermotor saat berkendaraan pulang dari mesjid pada Minggu malam di propinsi Pattani, kata polisi di sana. Dalam serangan lain pada Senin, polisi menyatakan tiga tentara luka oleh ledakan bom di pohon saat mereka meronda daerah Muang di Yala. Tiga tentara jagawana dan tiga sukarelawan pertahanan juga luka sesudah kelompok mereka diserang sedikit-dikitnya delapan pejuang di perjalanan. Kedua pihak bakutembak hampir 20 menit sebelum pejuang lari. Pejuang menembak tewas dan mengayau seorang pejabat di Thailand selatan pada pekan lalu, kata polisi. Polisi menemukan 29 selongsong peluru M-16 di sekitar truk korban itu, yang diketahui sebagai Attapong Gonlom (26 tahun), sesudah sedikit-dikitnya dua orang bersenjata melepaskan tembakan padanya di sekolah di Pattani, satu dari empat propinsi selatan dilanda kekerasan. "Sesudah serangan itu, kelompok bersenjata itu menyeret mayatnya dari truk tersebut dan mengayaunya, membuat ngeri siswa dan guru," kata laporan polisi atas kejadian itu. Di propinsi dekatnya, Yala, pejuang menyerang pos terdepan tentara berawak tujuh orang pada malam sebelumnya, menewaskan satu jagawana dan melukai satu lagi, kata polisi. Pejuang membawa kabur tujuh senapan otomatik, satu pistol, empat jaket tahan peluru dan 1.000 peluru, kata polisi. Jurubicara tentara tak dapat menjelaskan apa yang terjadi dengan lima jagawana lain.(*)

Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2008