Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah di pasar spot antar bank Jakarta, Kamis pagi, merosot tajam hingga di atas angka Rp9.400 per dolar AS, akibat kekhawatiran krisis ekonomi global yang melanda Amerika Serikat dan Eropa akan berimbas ke Asia. Nilai tukar rupiah turun tajam menjadi Rp9.410/9.415 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.388/9.400 atau melemah 22 poin, kata direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, Kamis. Dikatakannya, pelaku pasar masih khawatir dengan gejolak ekonomi global. Mereka lebih suka memegang dolar AS ketimbang rupiah. Rontoknya sejumlah perusahaan finansial dari AS merupakan faktor utama yang menyebabkan pelaku pasar kembali membeli dolar. Rupiah sebelumnya menguat hingga menembus angka R9.400 per dolar AS, setelah Bank Indonesia menurunkan suku bunga overnight untuk mengurangi ketatnya likuiditas. Menurut dia, rupiah kemungkinan masih terpuruk karena besarnya kekhawatiran pelaku terhadap gejolak ekonomi global yang terus memberikan tekanan terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara. Pelaku sebelumnya sempat panik dengan memborong dolar AS sehingga menekan rupiah mendekati angka Rp9.500 per dolar, meski Bank Indonesia (BI) melakukan intervensi pasar. Kuatnya tekanan pasar membuat pelaku pasar ragu-ragu apakah BI membiarkan mata uang itu bergerak tergantung kondisi pasar, katanya. BI kemungkinan akan kembali masuk pasar dengan melepas cadangan dolar AS untuk mengantipasi tekanan yang cukup kuat. Karena tanpa BI, maka rupiah akan makin terpuruk diperkirakan akan menembus angka Rp9.500 per dolar AS, ucapnya. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2008