Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas akan melibatkan generasi milenial untuk mewujudkan pembangunan rendah karbon yang telah diinisiasi sejak 2017.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa saat membuka acara Project Expose dan Lesson Learned Low Carbon Development di Jakarta, Kamis, mengatakan keterlibatan generasi milenial ini penting karena anak-anak muda merupakan agen perubahan di masa depan dan miniatur bangsa-bangsa di dunia pada 2030.

Suharso bahkan mengumpamakan para generasi milenial ini seperti pahlawan superhero yang tergabung dalam Avengers dan saling bahu-membahu menjaga kedamaian bumi.

Baca juga: PLTP dinilai solusi terwujudnya masyarakat rendah karbon

"Seperti Avengers yang mengumpulkan para individu yang berbakat dan mengembangkan sumber dayanya, Bappenas juga secara aktif terus mengkomunikasikan inisiatif ini ke dalam berbagai forum, baik nasional maupun internasional, untuk membangun persepsi dan pemahaman yang sama mengenai pembangunan rendah karbon, sehingga menghasilkan sinergi dan kolaborasi berbagai pihak yang optimal," ujarnya.

Ia menambahkan upaya bersama dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi harus selalu selaras dengan alam yang lestari.

Oleh karena itu, menurut dia, upaya pembangunan harus berkesinambungan, baik dari sisi ekonomi, sosial, maupun lingkungan agar bersifat inklusif dan lintas generasi.

"Tentu kita tidak mau menjadi generasi yang menyaksikan peningkatan tajam ketinggian air laut, kekeringan ekstrem, dan bencana global lainnya, yang akhirnya mengancam kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya," kata Suharso.

Pembangunan rendah karbon merupakan platform baru sebagai salah satu upaya dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan antara peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kehidupan sosial tanpa mengabaikan kualitas lingkungan.

Baca juga: Dukungan pembangunan rendah karbon untuk Indonesia senilai 60 juta GBP

Inisiatif ini telah masuk dalam Rancangan Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 untuk memperkuat kinerja perekonomian dengan mempertimbangkan daya dukung dan daya tampung lingkungan.

Dalam kesempatan ini, Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas sekaligus Ketua Majelis Wali Amanat Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF) Arifin Rudiyanto menambahkan, sejak menjadi Lembaga Wali Amanat pada 2015, ICCTF fokus untuk mendanai program terkait dengan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.

Hingga 2019, telah terlaksana 76 program yang didanai oleh ICCTF dengan dukungan pemerintah Indonesia beserta mitra pembangunan, antara lain UK Climate Change Unit (UKCCU), United States Agency for International Development (USAID), Danish International Development Agency (DANIDA), dan Deutsche GesellschaftfürInternationaleZusammenarbeitGmbH (GIZ).

Sebagai satuan kerja di Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, ICCTF sebagai instrumen utama pemerintah Indonesia dalam mengurangi intensitas emisi dan emisi gas rumah kaca melalui tindakan pembangunan rendah karbon dan adaptasi terhadap dampak perubahan iklim.

Melalui dukungan pembiayaan dari pemerintah Inggris dan sejumlah lembaga pendanaan internasional, dalam kurun waktu 2016- 2019, ICCTF telah mendanai 52 proyek percontohan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim sebagai inisiatif penurunan emisi gas rumah kaca.

"Dampak dari implementasi pembangunan rendah karbon di antaranya adalah mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 43 persen yang tentunya akan memenuhi target iklim pada 2030, mengurangi intensitas emisi sampai dengan 45 persen pada 2030," kata Arifin.


 

Pewarta: Satyagraha
Editor: Budi Suyanto
COPYRIGHT © ANTARA 2019