Jakarta (ANTARA News) - Organisasi Angkutan Darat (Organda) mengkhawatirkan belum siapnya infrastruktur jalan, terutama di pantai utara Jawa atau pantura dalam menghadapi Lebaran, lalu lintas di Nagrek (Jawa Barat) dan lintas timur Sumatera, ramainya motor dan juga pasar tumpah yang kesemuanya dapat memacetkan lalu lintas. "Infrastruktur pantura belum selesai padahal sekarang (Kamis, 18/9) sudah H-13 (13 hari sebelum lebaran)," kata Ketua Umum Organda Murphy Hutagalung yang juga fungsionaris Partai RepublikaN, di Jakarta, Kamis. Padahal, katanya, pemerintah menjanjikan pada H-10 infrastruktur sudah siap. Murphy juga mengatakan, lalu lintas di Pantura, Nagrek dan lintas timur Sumatera cukup serius karena sering terjadi kecelakaan terutama yang melibatkan sepeda motor. "Sering kecelakaan dan motor jatuh. Motor juga sering datang dari depan sehingga terjadi kecelakaan," katanya. Pihak kepolisian, kata Murphy, berupaya menertibkan pengguna motor dengan mengumpulkan mereka di Senayan dan Monas untuk mudik bersama dengan pengawalan. Namun demikian, katanya, banyak pengendara motor yang terpisah di tengah jalan sehingga lalu lintas tetap "semrawut" (kacau). Organda juga merisaukan "pasar tumpah" karena memacetkan jalan sehingga bisa menambah biaya transortasi. Mengenai penyeberangan, Murphy mengatakan, juga ada kapal yang rusak sehingga berpotensi memacetkan jalan karena antrean kendaraan semakin panjang. Kemacetan di lalu lintas, katanya, mempengaruhi waktu balik kendaraan dari seharusnya satu hari menjadi dua hari sehingga biaya operasional melonjak. Gangguan keamanan, katanya, juga masih terjadi di terminal maupun lintasan tertentu yang rawan kemacetan. Gangguan lainnya adalah premanisme, pemalakan oleh organisasi tertentu maupun pungli oleh oknum petugas. Kepada anggotanya, Organda mengimbau agar mematuhi ketentuan yang berlaku. Organda juga setuju tindakan pemerintah melakukan tes urine secara acak terhadap pengemudi bus.(*)

Pewarta: rusla
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2008