Jakarta (ANTARA News) - Dirjen Pengelolaan Utang Depkeu, Rahmat Waluyanto, menegaskan hingga kini investor asing tidak menarik kepemilikan surat utang negara (SUN) di tengah krisis global pasar modal dan pasar uang. "Dampak dari krisis global itu kepada Indonesia mungkin hanya menimbulkan sentimen negatif saja, tidak ada penebusan oleh pihak asing," kata Rahmat di Jakarta, Kamis. Menurut dia, salah satu indikator telah terjadi redemption atas SUN oleh pihak asing akan ditunjukkan dengan nilai tukar rupiah yang anjlok. "Tapi nilai tukar rupiah tidak anjlok dalam dua hari terakhir sedikit stabil," katanya. Mengenai nilai rupiah yang sedikit stabil karena adanya intervensi dari Bank Indonesia (BI), Rahmat mengatakan, intervensi memang ada, tetapi kestabilan rupiah juga karena tidak adanya penarikan besar-besaran investor asing atas SUN. "Intervensi itu seberapa kuat sih. Kalau menebus saat harga turun seperti ini, mereka juga akan mengalami kerugian cukup besar," katanya. Rahmat meyakini bahwa investor asing melihat bahwa fundamental ekonomi Indonesia ke depan masih baik dan kuat, sehingga tetap memelihara investasinya di SUN. Kondisi tersebut menguntungkan Indonesia di tengah kondisi investor yang lebih suka untuk memegang dana tunai karena semua instrumen investasi di dunia apakah saham atau instrumen keuangan lainnya nilainya anjlok. "Mau investasi kemana, semuanya anjlok. Orang lebih suka pegang cash sekarang," katanya. Kondisi tersebut menyebabkan sejumlah mata uang di pasar uang global menguat, seperti Euro yang dianggap aman. "Banyak yang bertanya-tanya apakah krisis keuangan global yang terjadi saat ini sudah mencapai dasar atau belum, tapi suatu saat pasti akan pulih," kata Rahmat.(*)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2008